Singgasana pemimpin sejati bukan berupa kursi kapuk empuk yang bikin terkantuk-kantuk. Singgasananya tidak berada di ruang dingin ber-AC, bermeja lebar, berkarpet tebal. Pemimpin sejati bersinggasana di Hati.

Seorang pemimpin tidak harus menjadi orang pertama dalam struktur organisasi. statusnya sebagai seorang pemimpin bukan dilihat dari jabatan yang disandang. boleh saja seorang berada di kursi nomor satu dalam sebuah kekuasaan. namun ketika orang - orang yang berada dibawahnya patuh semata-mata karena dia ada di dalam jabatan tersebut, maka pada dasarnya dia bukan pemimpin sejati. kepatuhan seorang bawahan kepada pimpinan sejati bukan hanya karena jabatan tetapi juga karena rela dan ikhlas dirinya dipimpin. kepemimpinan sang pemimpin sejati diterima di hati orang yang menjadi bawahanya.

Pemimpin tidak harus memiliki dokumen legalitas semacam surat keputusan yang menyatakan dia seorang pimpinan. keterangan hitam di atas putih semacam itu hanyalah syarat paling rendah untuk bisa disebut sebagai seorang pemimpin.

Seorang pemimpin tidak pernah memikirkan jabatanya untuk kepentingan pribadi. Dia adalah orang yang sadar bahwa jabatan yang sedang berada di pundaknya adalah sebuah amanah yang harus dia pertanggungjawabkan kelak baik di dunia maupun di akhirat. Kursi empuk yag bikin terkantuk-kantuk itu hanyalah singgasana titipan baginya.Dia sadar bahwa singgasana sejati yang harus dimiliki bukan berada dalam ruang besar berkarpet tebal. Bagi dia tidak ada masalah menjadi pemimpin tanpa singgasana. Dia tahu pasti, singgasana pemimpin sejati berada di Hati orang-orang di bawahnya yang dia Layani.

saya ingin menutup Tulisan ini dengan sebuah kalimat yang semoga senantiasa mengingatkan kita untuk melangkah maju menjadi lebik baik.

"Jadi Orang Penting Itu Baik, Tapi Jadi Orang Baik Lebih Penting"

copyright : inspirasi adib-khoirul

Sempurnakanlah segenap kesungguhan

Dengan tekad yang membaja

Seperti para Jundullah

yang telah merangkai memoar terbaik kehidupan mereka,

jadilah seperti mereka yang tetap tegar dalam menegakkan Kalimatullah

Luruskan niat dan renungkan kembali tujuan

sehingga kita dapat optimal memaknai hidup ini

Warnai hari-hari yang kita lalui dengan lantunan dzikrullah

sehingga damai jiwa ini

Tegarkan hati ini dengan seruan takbir

yang semakin hari kian meninggi

Berhimpunlah dalam majelis-majelis tazkiyah,

larut dalam heningnya muhasabah,

sehingga dengannya akan menyucikan jiwa

dan mengembalikan fitrah diri

Hadirkanlah tadhiyyah terbaik untuk umat ini

sebelum Allah menghendaki di saat suatu hari nanti

kita meninggalkan umat ini

Ukirlah kebaikan demi kebaikan dengan sebaik-baiknya,

karena persinggahan ini hanyalah sementara..

Keep jihad in our heart – tanamkan jihad di hati kita! 

Dari Saudaramu Seiman
Pemerintah Jepang melakukan tes lebih lanjut, Sabtu (24/9), terkait padi yang tumbuh di dekat pabrik nuklir yang telah tutup. Hal ini dilakukan setelah menemukan adanya peningkatan kadar radiasi.
Sebuah sampel padi yang dipanen diketahui mengandung 500 becquerels cesium tiap kilogramnya. Radioaktif cesium itu dimuntahkan reaktor nuklir Dai-ichi di Fukushima yang rusak karena gempa akibat tsunami yang melanda Jepang 11 Maret lalu.

Peraturan di Jepang, nasi yang memiliki kandungan sampai 500 becquerels cesium per kilogramnya masih dianggap aman untuk dikonsumsi.

Menurut Kazuhiko Kanno, peneliti yang mewakili pemerintah Jepang, pihaknya telah menguji beras yang diambil dari lebih 400 tempat di prefektur Fukushima. Menurut Kanno, level tertinggi dari cesium yang sebelumnya ditemukan adalah 136 becquerels per kilogram.

Laporan media di Jepang, tingkat radiasi tinggi dalam beras muncul dari kota Nihonmatsu, 55 kilometer sebelah barat reaktor nuklir Fukushima.

Pemerintah sebelumnya juga telah menguji sayuran dan ikan untuk mengantisipasi radiasi akibat bencana yang menimpa Fukushima yang mengalami kegagalan pada cadangan generator dan sistem pendinginan ditambah inti dari tiga reaktor yang ikut meleleh.

Terpisah, beberapa negara telah menghentikan impor beberapa produk makanan dari Jepang. Konsumen Jepang sendiri sempat khawatir akibat ancaman radiasi, tapi kampanye pemerintah untuk membeli produk-produk dari Fukushima telah menarik dukungan seluruh bangsa di negeri sakura ini.
Menuai inspirasi, menjadi sebuah keharusan bagi setiap orang yang mengaku sebagai manusia berakal. Dengan menggunakan akal maka seseorang itu akan selalu berpikir tentang berbagai fenomena yang terjadi di setiap waktu, di berbagai tempat, dan siapa pun pelakunya.

Seringnya menggunakan akal akan melatih kepekaan indera. Ketika telah terlatih maka kita pun akan peka terhadap apa yang ada di sekeliling kita yang nantinya akan berbuah beragam inspirasi pada pikiran kita. Intinya adalah kita bisa menemukan inspirasi dari berbagai hal dengan mudah. Semakin peka terhadap segala sesuatu yang ada.

Sebuah perumapamaan menarik, misalnya ia sedang dalam perjalanan yang melintasi berbagai fenomena sosial, berbagai macam pemandangan manusia dengan berbagai macam aktivitas dan perilaku, atau sedang berada di taman bunga yang warna-warni dengan beberapa kupu-kupu yang terbang ke sana ke mari singgah dari bunga satu ke bunga yang lain.

Atau ia sedang berada di pantai yang di sana terdapat suatu perpaduan antara angin laut, gelombang, dan pasir pantai yang selalu disinggahi gelombang. Ombak yang tak pernah henti-hentinya menyambangi pantai, atau karang yang senantiasa sabar diterjang deburan ombak. Bahkan, ketika kita mengamati tingkah laku hewan beserta keunikannya.

Sesuai dengan konsep awal, kita harus belajar dari apa pun, maka tidak menutup kemungkinan kita belajar dari hewan. Kita tahu, hewan adalah lebih rendah kedudukannya dari manusia, tetapi saya pikir hal itu tidak akan membuat manusia menjadi rendah apabila menuai inspirasi dari perilaku hewan. Bagaimana pun hewan adalah ciptaan Yang Maha Pencipta. Sebuah ciptaan dari Yang Maha Agung. Yang tak seorang pun yang dapat menirukan.

Maka tidaklah menjadi halangan bagi kita untuk meraup pelajaran dari makhluk yang bernama hewan. Misalnya, inspirasi dari citah dalam hal menerkam buruannya. Dia fokus pada tujuan, ia pusatkan seluruh perhatian dan pikirannya hanya pada incarannya. Segenap tenaga ia himpun. Tak enggan ia mengendap-endap sebagai strategi sempurna agar si target tak mengetahui keberadaannya.

Ia lari begitu kencang dan kuat. Segala energi  dan kekuatannya dikerahkan untuk memburu  mangsanya. Pun ketika ia menentukan hewan buruannya, ia tidak sembarang memilih. Dipilihnya incaran melalui pertimbangan dan kecermatan penuh. Ada kriteria tertentu yang menjadi patokannya. Misalnya, dipilihlah rusa yang tidak tua alias muda, tapi yang larinya belum terlalu cepat. Diamati pula posisinya yang sedang sendiri berada di luar komunitasnya. Diawasi yang sedang lengah atau sedang menikmati air membuang dahaga, sehingga sang target adalah mangsa yang benar-benar lengah, tak menyadari bahwa dia sedang diintai pemangsa.

Mari refleksikan dalam pribadi kita waktu menentukan tujuan hidup. Targetan-targetan hidup yang akan kita capai. Impian dan harapan yang  menjadi satu kata, cita-cita. Demikian juga cara mencapai tujuan. Proses. Usaha. Segala tindakan yang kita lakukan demi terwujudnya sebuah cita-cita. Usaha kasat mata dan usaha tak kasat mata. Apakah kita sudah seperti citah yang begitu cermat dan jeli dalam menentukan target serangannya dan begitu sabar, tangguh, dan teliti dalam menerkam mangsanya? Jawabannya ada dalam diri kita sendiri. Bersyukurlah ketika jawabannya sudah dan berharap lebih baik dari citah. Apabila belum, segeralah lakukan perbaikan, karena tidak ada yang diinginkan di dunia ini selain perbaikan.
Kita (Aku, kamu, dan kalian) dilahirkan dari rahim hangat da'wah sekolah. Diasuh oleh ketulusan para mentor dan murobbi sekolah membuat Kita mampu tegak berdiri menghadapi berbagai permasalahan di dunia sekolah
Hingga kini Kita bertahan...

Berikut sedikit Pancaran Semangat dari adek-adek kita laskar putih abu-abu kota Semarang yang tergabung dalam SISCOM (Semarang Islamic Students Community), Semoga percikan kobaran semangat mereka bisa Menyulut kembali Semangat kita juga….
Mari kita simak, Coba dengar dan rasakan…
--+++--
Agung Laksono _SMA 2 (Sang kapten) : SISCOM, Organisasi yang sebelumnya saya tidak mengerti bahkan mengenal SISCOM, “Apa itu?”  (‘_’) ??
Pernah saya mengikuti sebuah kajian yang diadakan oleh SISCOM ini. Saya pikir ini hanya sebuah forum kajian saja, Namun setelah tiba-tiba…..tanpa disadari….ketika SISCOM “me_reqruit” pelajar baru
#bener ga tu tulisanya….Bzz…..(-_-“)
Tanpa disadari kenapa, “ HARUS SAYA yang diangkat MENJADI KETUA….” ;-@
Kaget sii…Tapi yaa..Setelah dijalani FUN2 aja gitu,
Saya berharap semoga kedepanya SISCOM dapat membentangkan sayap-sayapnya lebih lebar lagii…
Aminnn….d^_^b

DA_HU_DA_SMA 2 (co Capten) :  Kalau diTanya apa sih Harapan untuk SISCOM ke depan, saya akan jawab Semoga SISCOM bisa menjadi sarana bagi Siswa- Siswi Muslim Semarang Untuk menjadi pelajar yang beda dari yang lain…lebih berkarakter…berkualitas..berprestasi..dan lebih-lebih yang lainya…

@Zahrafao_SMA 15 (Bendahara) : Kesan buat temen2…Ayo..ayo..Pada Semangat…!!!!
Harapan saya semoga SISCOM bisa kembali dikenal, aktif kembali dengan semangat seperti kepengurusan Sebelumnya, kalau perlu lebih banyak lagi kegiatanya…

Fitra_SMA 2 (Manajer Dept Kaderisasi) : Harapan Kami adalah ingin menjadikan SISCOM ini sebagai Organisasi yang dikenal oleh masyarakat secara umum, terlebih menjadi pelopor dari Dakwah sekolah di Semarang…

@Khonsa_SMA 3 (Kaderisasi) said : Kesan saya terhadap SISCOM….SISCOM ini masih berupa organisasi pelajar yang masih kecil dan belia di kota Semarang…namun di luar itu, saya melihat SISCOM punya potensi yang cukup BESAR untuk memajukan dakwah pelajar di kota Semarang..
Saya Berharap Semoga SISCOM bisa lebih maju lagi, Eksis di Semarang…
SISCOM….SUKSES SELALU…!!!!

@Hana_SMA 3 (Kaderisasi) Said : Ketika saya terpilih menjadi salah satu pengurus SISCOM, saya takut kalo tidak bisa menjalankan amanah…namun saya berharap bisa berkontribusi di sini…saya berharap pula SISCOM bukan hanya sekedar nama, Tapi juga bisa menghimpun semua pelajar di Kota SEMARANG…

Mukhlis_SMA 5 (Manajer Dept Syiar) : Semoga SISCOM bisa menjadi wadah penampung inspirasi pelajar Kota Semarang, dan bersama-sama untuk mewujudkanya..

@Zhalira _SMA 3 (Syiar): Kesan ku…Seneng sih, soalnya dapet temen baru. Lingkup SISCOM juga lebih luas, jadi kenelanya nggak cuma diri SMA kita.
Aku berharap SISCOM jadi organisasi yang benar-benar nyata bisa di kenal siswa – siswi muslim di Kota Semarang. Program kerja yang sudah disusun bisa terealisasi dengan baik dan sukses. Serta dapat membina dakwah pelajar muslim kota semarang….aminn….SISCOM Chayooo…!!!!

@Alifia07nisa_SMA 3(Syiar) : Kesan saya jadi pngurus SISCOM pasti seneng lahhh…bisa dapet temen-temen baru, pengalaman baru, juga tantangan baru…
Saya berharap semoga SISCOM bisa lebih baik, lebih maju, bisa di kenal siswa – siswi muslim terutama di kota Semarang, bahkan kalau bisa sampai ke Internasional…^_^
----+++++----

Hehehe….mereka adalah beberapa dari pengurus SISCOM yang sekarang sedang bersatu padu membangun kekuatan untuk meneruskan dan mengembangkan perjuangan para pendahulu mereka di kancah dakwah sekolah Semarang,..

Kita teriakkan satu kalimat untuk mereka…
LASKAR PUTIH ABU-ABU SEMARANG…TUNJUKKAN TARINGMU….
“Jika dakwah adalah jalan yang panjang. Jangan pernah berhenti sebelum menemukan penghujungnya. Jika dakwah bebannya berat, jangan minta yang ringan. Tapi mintalah punggung yang kuat untuk menopangnya. Jika pendukungnya sedikit, Maka jadilah yang sedikit itu”

(Dari Seorang Pemuda yang senentiasa berdoa untuk diberi keistiqomahan menapak di jalan panjang na terjal ini)

Salam dakwah selalu buat para Aktivis Dakwah Sekolah (ADS).
Jangan pernah menyerah dengan situasi dan kondisi. Istiqomahlah hai mujahid muda !
Kata televisi dari segi semantiknya berasal dari bahasa Inggris, television. Kata tele diambil dari bahasa Yunani yang berarti jauh dan vision diambil dari bahasa Latin yang berarti pandangan atau pemandangan. Kata televisi pertama kali muncul tahun 1907 dalam majalah Scientific Magazine, akan tetapi transmisi televisi untuk pertama kali baru dilaksanakan tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanis Jenkins. Pada tahun 1928 perusahaan General Electric melakukan penyiaran pertama kali di wilayah Schenectady, New York.

Selanjutnya menyebarlah teknologi ini ke seluruh dunia. Tahun 1935 Jerman mulai mengoperasikan televisi, menyusul Berlin pada tahun 1936 dan Inggris pada tahun yang sama. Tahun 1938 siaran televisi mengudara di Moskow dan Leningrad. Tahun 1952 Philipina memulai acara televisi, sedangkan di RRC, siaran televisi bisa dinikmati masyarakat tahun 1958.

Di Indonesia, dengan ambisi mercusuarnya, Presiden Soekarno memaksakan diri mendirikan stasiun pemancar televisi pada tahun 1962 berbarengan dengan pelaksanaan Asian Games di Jakarta. Muncullah TVRI dengan siaran teknologi hitam putih (black and white). Dengan ambisi besarnya, masih dalam situasi ekonomi yang porak poranda setelah mengatasi pergolakan daerah di tahun-tahun sebelumnya, disusul kemudian dengan kampanye militer merebut Irian Barat, Indonesia menyelenggarakan Asian Games. Di saat seperti itulah Bung Karno memerintahkan agar didirikan stasiun penyiaran televisi, media yang hanya ada di negara modern waktu itu. Dengan adanya stasiun televisi, akan terpancarkanlah berita Asian Games di Jakarta ke seluruh pelosok dunia. Ini berarti menunjukkan bahwa Indonesia sudah tergolong negara modern.

Untuk mendirikan stasiun televisi ini, tidak sempat dibuat studi kelayakan, sebagaimana lazimnya proyek besar. Personel dari Radio Republik Indonesia (RRI) dan Perusahaan Film Negara (PFN) kalang kabut memenuhi ambisi Pemimpin Besar Revolusi tersebut. Pada saat itu, bahkan rakyat Indonesia belum mengenal televisi itu apa dan seperti apa wujudnya. Hingga Pemerintah Soekarno selain mendirikan stasiun televisi harus pula menyediakan pesawat televisi (tv-receiver) di beberapa tempat di Jakarta agar (sebagian) masyarakat ibukota bisa menyaksikan acara televisi.

Kini, perkembangan stasiun pemancar telah sedemikian pesat. Antara tahun 1962 hingga 1988, TVRI merupakan satu-satunya stasiun pemancar siaran di Indonesia. Mulai tahun 1989, mulailah bermunculan stasiun televisi swasta yang diawali dengan kelahiran RCTI yang mengudara dengan decorder. Disusul tahun 1991 muncul siaran TPI secara nasional, dan hingga kini semakin banyak bermunculan stasiun televisi swasta seperti Indosiar, RCTI, ANTV, SCTV, TV-One, MNC TV, Global TV, Trans 7, Metro TV, Trans TV, dan lain sebagainya. Bahkan sekarang sangat banyak bermunculan televisi lokal di suatu propinsi tertentu. Jumlahnya sudah tidak terhitung lagi.

Bahwa televisi merupakan salah satu sarana pendidikan, hiburan dan sumber informasi, tidak perlu diperdebatkan lagi. Tetapi permasalahan yang muncul dengan sekian banyak stasiun televisi tersebut adalah: pada dimensi atau entitas mana televisi ditempatkan secara lebih dominan, baik oleh stasiun televisi itu sendiri, pemerintah, maupun masyarakat.

Hermin Indah Wahyuni mengungkapkan, televisi, sebagaimana media massa pada umumnya merupakan sebuah entitas bisnis, entitas sosial, entitas budaya sekaligus entitas politik. Dalam perkembangan selama kurang lebih 35 tahun semenjak 1962 hingga saat muncul reformasi pada 1997, TVRI menguasai pertelevisian di Indonesia telah menempatkan televisi sebagai entitas politik dengan menjadikan program siarannya sebagai alat propaganda kepentingan pemerintah, sehingga komunikasi berjalan searah (one way traffic communication).

TVRI sebagaimana juga media massa pemerintah pada umumnya di zaman Orde Baru, menurut Ashadi Siregar menjalankan tiga macam kebijakan komunikasi. Pertama bersifat terbuka dengan menggunakan konsep komunikasi pembangunan umumnya dan pers pembangunan khususnya, kedua bersifat semi terbuka dengan memanfaatkan seluruh media massa pemerintah untuk difungsikan sebagai media bagi mesin politik birokrasi Orde Baru, yaitu Golkar, dan ketiga adalah kebijakan tersembunyi berupa sakralisasi lembaga kepresidenan dan pribadi Presiden Soeharto. Strategi ketiga ini menonjol sejak Menteri Penerangan Ali Murtopo dan dilanjutkan selama 15 tahun oleh Menpen Harmoko, bahkan semakin meluas meliputi anak cucu Soeharto.

Dalam perspektif inilah sekiranya tulisan George Gerbner, Dekan Annenberg School of Communication, menjadi bermakna. Gerbner menulis kritik terhadap realitas entitas politik yang ada pada pertelevisian Amerika, “Televisi merupakan agama negara yang baru yang dijalankan oleh Kementrian Kebudayaan, menawarkan kurikulum universal untuk semua orang, dibiayai oleh pajak tersembunyi tanpa perwakilan rakyat”.

Di Indonesia, pada awal kemunculan TVRI, televisi sebagai entitas politik negara telah dikukuhkan secara resmi dalam Keputusan Presiden nomor 27 tahun 1963, yang berbunyi, “Televisi nasional Indonesia memiliki fungsi sebagai sebuah instrumen komunikasi dalam kerangka pembangunan mental, spiritual, dan fisik, khususnya menuju pembangunan manusia Indonesia Sosialis”. Tampak televisi pada kondisi seperti itu adalah corong propaganda negara untuk penguatan nilai-nilai ideologi penguasa.

Di kutip dari http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1043 dengan perubahan seperlunya

Bismillahirrahmanirrahim...

Apa sih hubungan Dakwah Sekolah (baca : DS) dengan Dakwah Kampus (baca : DK)? Mungkin itu salah satu pertanyaan yang mungkin keluar dari mulut seorang kader yang masih belum memiliki pemahaman yang syamil akan keterkaitan dakwah sekolah dengan dakwah kampus. Akibatnya kadang Aktivis Dakwah Kampus (baca : ADK) enggan turun ke sekolah dalam aktivitas dakwah apalagi membina para pelajar. Perlu diketahui, cikal bakal dakwah kita dimulai dari sekolah ketika dibawa oleh muassis dakwah kita. Dan apakah kita selaku ADK juga tidak sadar bahwa dakwah sekolah dan dakwah kampus merupakan satu kesatuan dalam bingkai dakwah Islam.

Dakwah sekolah merupakan input terbesar untuk dakwah kampus. Majunya dan berkualitasnya dakwah kampus tergantung dari maju dan berkualitasnya dakwah sekolah. Hal ini bisa kita lihat dari kampus – kampus besar seperti UI, ITB, ITS, UNILA, UNAND, dan lain sebagainya, dimana kualitas dakwah kampusnya baik. Mereka banyak di support oleh dakwah sekolah yang mereka kelola ataupun yang diajak kerjasama. Regenerasi kader juga berjalan dengan sangat baik, dan tidak ada lagi angkatan tua yang sudah masuk masa selesai studi untuk mengurusi dakwah kampus maupun Lembaga Dakwah Kampus (baca : LDK) dan Lembaga Dakwah Fakultas (baca : LDF) serta lembaga – lembaga kampus lainnya (baca : BEM, HMJ, dan UKM).

Seharusnya ada sebuah program dan aktivitas yang menunjukkan harmonisasi dan korelasi antara DS dan DK. Bisa saja sebuah LDK mengadakan kegiatan daurah yang diperuntukkan bagi Aktivis Dakwah Sekolah (baca : ADS), atau dengan menjadi Murabbi, Mentor, Muwajjih, maupun Trainer. Bisa juga dengan mengadakan daurah pasca sekolah untuk siswa kelas 3 dengan materi pengenalan kampus sehingga mereka memiliki bekalan sebelum masuk ke kampus.

Wahai para ADK, sekali lagi diingatkan kepadamu... DS dan DK merupakan satu kesatuan yang utuh dalam bingkai dakwah Islam. Jangan ada dikotomi tetapi hiasilah dengan harmonisasi. Mereka adalah cikal bakal penerusmu kita akan mengalami kesulitan dalam memajukan dinamisasi Dakwah Kampus. Wallahu’alam

Disini kita menyadari bahwa betapa pentingnya keberadaan Dakwah Sekolah terhadap keberadaan Dakwah Kampus. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa Dakwah Sekolah merupakan penyuplai kader terbesar untuk keberlangsungan Dakwah Kampus, dimana anak-anak rohis sekolahan yang biasa disebut dengan ADS (Aktifis Dakwah sekolah) selepas mereka lulus dari sekolahan tentunya akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi dan dimana disitu diharapkan mereka dapat melanjutkan  perjuangan dakwah dan memperdalam ilmu baik itu di PTN/PTS. Yang jadi bahasan kita saat sekarang ini adalah bagaimana kita yang katanya sebagai ADK (Aktifis dakwah Kampus) -yang tentunya juga berasal dari Dakwah Sekolah- mampu mempertahankan status Dakwah sekolah sebagai pensuplai kader terbesar di DK. Sedikit yang terpikirkan oleh kita adalah bagaimana politik balas budi itu dilakukan.

Sebagian kita saat ini memang masih berada dalam suasana liburan, akan tetapi tidak ada alasan untuk tidak memikirkan permasalahan dakwah. Justru “aji mumpung” ketika di suasana liburan seperti sekarang tentunya sebagian kita berada di wilayah masing2 dan itu dapat dipergunakan untuk perkembangan dakwah di sekolah.

Perlu kita sadari bahwa sekolah merupakan tempat awal pembinaan seseorang mencari jati dirinya, oleh karena itu bisa dijelaskan disini bagaimana urgensi penjagaan Dakwah Kampus terhadap Dakwah Sekolah.
Oleh sebab itu, banyak cara yang bisa kita/DK lakukan untuk penjagaan dan kemajuan DS :
1.    Berperan sebagai Pengelola Dakwah Sekolah
Bisa kita mulai dari mengumpulkan alumni sekolah sesama mantan ADS. Disana kita bisa men’syuro’kan apa yang akan kita lakukan dan targetan yang dicapai
2.    Sebagai Mentor/Musyrif
Cara ini sangat ampuh karena kita terjun langsung dalam mengawasi perkembangan adik2 ADS.
3.    Sebagai Pemateri/Pengisi Acara
Banyaknya interaksi antara mahasiswa dengan siswa akan lebih memperluas wawasan mereka.(seperti yang di tulis dalam analisis dakwah kampus,ridwansyah)
Dan masih banyak lagi yang dapat kita/DK lakukan demi menjaga keberlangsungan Dakwah Sekolah yang tentu saja berimbas pada dakwah sekolah.
Wallahualam bisshowab....
ALLAHUAKBAR....
             
           Beberapa hari hari yang lalu mendapat kabar bahwa saudara-saudara ku (MAHIBA) telah lolos ke babak semifinal PRE KUALIFIKASI PERDANA LOMBA NASYID IBF 2011. Gembira rasanya karena Allah telah memberikannya jawaban atas ikhtiar mereka yang insya Allah terbaik.

            Semakin berat perjuangan di depan kawan. Hanya doa dan senyuman yang bisa kuberikan pada kalian.. Doa agar kalian senantiasa dilindungi dan diberikan penjagaan langsung oleh Allah swt… Senyuman kebahagiaan pun pasti akan terukir ketika melihat kalian juga bahagia menggapai mimpi dan cita-cata...
Semoga tunai cita – cita kalian, wahai sahabatku…
Syukur pada yang Esa, atas Rahmat pemberian-Nya
Persaudaraan, Jalinan kasih sayang
Di bawah rahmat yang esa, kita melangkah beriringan
Satu perjuangan..

( Al Anfal : 63 ) Dan Dia (Allah) lah yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allahlah yang telah mempersatukan hati mereka. Sungguh Maha perkasa lagi Maha Bijaksana…


Selamat berjuang sahabatku.. Selamat berkarya.. Bersemangatlah selalu.. Teriring doa robithoh, aku mengiringi kalian.. Semoga hati kalian disana dapat menjadi tenang dalam meniti jerih perjuangan di Perlombaan ini, tatkala terkenang ukhuwah yg penah terjalin di bumi ini, kenangan akan nilai sebuah ukhuwah yang telah terbangun dalam fondasi kecintaan kepada-Nya.. Semakin sukar menjalin ukhuwah, semakin besar pengorbanan dan jerih payah yang diperlukan, maka semakin manislah kenikmatan itu akan kita rasakan. Insya Allah..

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan
Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami
Lapangkanlah dada kami dengan karunia iman
dan indahnya tawakal padaMu
hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela

Abu Hurairah r.a. berkata ; bersabda Nabi s.a.w. ; “Ada seorang lelaki menziarahi temannya di sebuah kampung yang lain, maka Allah mengutuskan seorang Malaikat (dengan berupa manusia) menahanya di tengah jalan dan ketika bertemu, Malaikat itu bertanya ; Engkau hendak ke mana? Jawabnya ; Aku hendak bertemu saudaraku di kampung ini. Maka ditanya ; Adakah dia ada berbudi kepadamu hingga kamu terhutang budi padanya? Jawabnya ; Tidak, (tiada sebab lain) melainkan sesungguhnya aku mengasihinya semata-mata kerana Allah. Berkata Malaikat itu ; Maka sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, (untuk menyampaikan) bahwa Allah sesungguhnya mengasihimu sebagaimana kamu kasih kepada saudaramu keranaNya (Allah)” -  HR Imam Muslim .


JADILAH JUARA...!!!!



hehehe..........


^_^

Motivasi memang bisa datang dari mana saja. Entah itu dari keluarga, sahabat, tokoh idola, dsb. Tapi kalau aku, motivasi external itu biasanya datang dari teman. Bahkan pengaruhnya tidak  hanya sehari dua hari, namun bisa seumur hidupku. Maka bersyukurlah aku ‘terdampar’ di sekolah yang menurutku penuh dengan Inspirasi.
Well, dulu waktu SMA aku sekolah di salah satu sekolah negeri yang terletak di ujung timur kotaku. Meskipun sekolah ini tidak seluas sekolah-sekolah yang ada di tengah kota, namun sekolah ini mempunyai jumlah siswa terbanyak ke tiga dari 16 SMA Negeri yang ada di kota ini. Fasilitasnya juga cukup.
Sampai pada suatu ketika, diawal aku masuk sekolah, aku menemukan sebuah tempat kecil yang berada di sudut belakang sekolah ini. Namun aku merasakan tempat ini begitu sejuk dan penuh dengan suasana persahabatan. Rasa penasaranku timbul, dan aku memberanikan diri untuk mendekati orang-orang yang ada di situ dengan maksud untuk bertanya-tanya. Waktu itu masih malu-malu – Maklum lah, Siswa baru gitu..-
Belum aku mengeluarkan sepatah kata, sambutan hangat datang kepadaku dari orang-orang yang ada di situ. Di tanya ini lah, itu lah. Padahal aku yang mau bertanya-tanya, tapi malah aku yang ditanya-tanya, hihi…tapi pertanyaan-partanyaan yang keluar dari mas-masnya itu enggak macem-macem. Dari situlah aku mulai merasa nyaman dengan mereka walaupun baru beberapa menit ketemu.
Nah, tiba saatnya giliran aku yang tanya-tanya dan ternyata orang-orang yang ada di tempat itu adalah orang-orang yang tergabung dalam sebuah Ekskul yang bernama Kerohanian Islam atau di singkat ROHIS.
Sudah pasti kan, karena Aku merasa nyaman di sana, aku memutuskan untuk gabung dengan Ekskul ini dan memang terbukti, banyak sekali hal-hal positif dan inspiratif yang aku dapatkan selama mengikuti Ekskul ini mulai dari  kelas satu sampai kelas tiga. Dari hal-hal itu semua, yang paling berkesan adalah nikmat PERSAHABATAN.
Di ekskul ini aku bertemu dengan orang-orang yang semangat dalam menuntut ilmu, yang mana dalam beberapa hal aku agak males-malesan juga waktu itu. Tapi justru itulah yang membuat aku terus bergairah dalam menjalani hari-hari di masa sekolah dulu. Di hati kecilku, aku tidak ingin kalah dari mereka semua, bukan cuma dalam hal IQ namun juga EQ.
Susah maupun senang dalam menjalankan amanah dari Ekskul ini kami lalui bersama, hingga tiba saatnya aku dipercaya oleh sahabat-sahabatku untuk mengkomandoi Ekskul ini. Awalnya kaget juga kenapa tugas ini dipercayakan kepadaku, namun karena ini memang sudah amanah, ya aku jalani saja dengan segenap kemampuan yang aku miliki. Bisa dibilang inilah karir pertamaku mengemban amanah sebagai seorang ketua organisasi.
Sejak saat itu, aku semangat sekali untuk menjalankan tugas yang sudah dipercayakan padaku ini, karena aku tahu di belakangku ada sobat – sobat yang siap membantuku. Dengan berada di sisi sobat-sobatku itu, aku merasa tantangan sebesar apapun akan bisa kulalui. Di sisi mereka pula banyak sekali inspirasi – inspirasi yang muncul.
Benar juga lagu yang berjudul ‘Persahabatan bagai Kepompong’. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kepompong adalah salah satu tahap metaformosis binatang ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu. Proses ini merupakan rangkaian perubahan bentuk, dari bentuk ulat yang jelek, menjijikan bahkan kadang merugikan manusia, menjadi kupu-kupu yang indah nan menawan dan bermanfaat bagi manusia. Tanpa panjang lebar lagi, inilah pesan yang bisa aku ambil dari sepenggal cerita hidupku itu,

Persahabatan adalah penjamin kualitas kebersamaan
Seorang sahabat tidak memiliki kepentingan lain dari kita,
kecuali membantu kita menjadi pribadi yang berbahagia dengan pilihan-pilihan baik kita
Seorang sahabat adalah seorang rekan yang mengenal lagu-lagu keberanian di hati Anda,
dan yang kemudian dengan penuh kasih menyanyikan lagu-lagu itu saat Anda berkecil hati.
Setiap orang mungkin bisa mendengar apa yang Anda katakan,
tetapi sedikit sekali yang betul-betul mendengarkan,
dan hanya seorang sahabat yang mampu mendengar apa yang tidak Anda katakan.
Dan ia akan memberikan - bahkan yang tidak Anda minta-.

Apakah bisa kita bayangkan sebuah persahabatan itu akan berjalan baik tanpa kegembiraan? Mengapa sebagian dari kita lebih ramah kepada perasaan marah dan mempertahankan hal-hal yang tidak penting serta mengorbankan kualitas
kebersamaan?
Sikap-sikap baik adalah awal dari nasib baik. Maka apabila kita mengeluhkan nasib, cobalah kita temukan kualitas-kualiats itu dalam persahabatan. Karena seorang sahabat tidak punya kepentingan lain kecuali melihat kita berbahagia dalam pilihan-pilihan kita.
Banyak orang mensyaratkan perubahan pada orang lain supaya menjadi sahabat baginya. Padahal tantangan utama adalah apakah kita bisa mengubah diri kita untuk menjadi sahabat bagi orang lain?
Apabila kita bisa menjadi sahabat bagi diri kita sendiri, kita bisa menjadi sahabat bagi siapapun.

*So,……
Terimakasih kepada Allah SWT yang telah mempertemukanku dengan orang-orang yang luar biasa ini. Terimakasih pula untuk semua yang telah menginspirasi hidupku