Singgasana pemimpin sejati bukan berupa kursi kapuk empuk yang bikin terkantuk-kantuk. Singgasananya tidak berada di ruang dingin ber-AC, bermeja lebar, berkarpet tebal. Pemimpin sejati bersinggasana di Hati.
Seorang pemimpin tidak harus menjadi orang pertama dalam struktur organisasi. statusnya sebagai seorang pemimpin bukan dilihat dari jabatan yang disandang. boleh saja seorang berada di kursi nomor satu dalam sebuah kekuasaan. namun ketika orang - orang yang berada dibawahnya patuh semata-mata karena dia ada di dalam jabatan tersebut, maka pada dasarnya dia bukan pemimpin sejati. kepatuhan seorang bawahan kepada pimpinan sejati bukan hanya karena jabatan tetapi juga karena rela dan ikhlas dirinya dipimpin. kepemimpinan sang pemimpin sejati diterima di hati orang yang menjadi bawahanya.
Pemimpin tidak harus memiliki dokumen legalitas semacam surat keputusan yang menyatakan dia seorang pimpinan. keterangan hitam di atas putih semacam itu hanyalah syarat paling rendah untuk bisa disebut sebagai seorang pemimpin.
Seorang pemimpin tidak pernah memikirkan jabatanya untuk kepentingan pribadi. Dia adalah orang yang sadar bahwa jabatan yang sedang berada di pundaknya adalah sebuah amanah yang harus dia pertanggungjawabkan kelak baik di dunia maupun di akhirat. Kursi empuk yag bikin terkantuk-kantuk itu hanyalah singgasana titipan baginya.Dia sadar bahwa singgasana sejati yang harus dimiliki bukan berada dalam ruang besar berkarpet tebal. Bagi dia tidak ada masalah menjadi pemimpin tanpa singgasana. Dia tahu pasti, singgasana pemimpin sejati berada di Hati orang-orang di bawahnya yang dia Layani.
saya ingin menutup Tulisan ini dengan sebuah kalimat yang semoga senantiasa mengingatkan kita untuk melangkah maju menjadi lebik baik.
"Jadi Orang Penting Itu Baik, Tapi Jadi Orang Baik Lebih Penting"
copyright : inspirasi adib-khoirul
Seorang pemimpin tidak harus menjadi orang pertama dalam struktur organisasi. statusnya sebagai seorang pemimpin bukan dilihat dari jabatan yang disandang. boleh saja seorang berada di kursi nomor satu dalam sebuah kekuasaan. namun ketika orang - orang yang berada dibawahnya patuh semata-mata karena dia ada di dalam jabatan tersebut, maka pada dasarnya dia bukan pemimpin sejati. kepatuhan seorang bawahan kepada pimpinan sejati bukan hanya karena jabatan tetapi juga karena rela dan ikhlas dirinya dipimpin. kepemimpinan sang pemimpin sejati diterima di hati orang yang menjadi bawahanya.
Pemimpin tidak harus memiliki dokumen legalitas semacam surat keputusan yang menyatakan dia seorang pimpinan. keterangan hitam di atas putih semacam itu hanyalah syarat paling rendah untuk bisa disebut sebagai seorang pemimpin.
Seorang pemimpin tidak pernah memikirkan jabatanya untuk kepentingan pribadi. Dia adalah orang yang sadar bahwa jabatan yang sedang berada di pundaknya adalah sebuah amanah yang harus dia pertanggungjawabkan kelak baik di dunia maupun di akhirat. Kursi empuk yag bikin terkantuk-kantuk itu hanyalah singgasana titipan baginya.Dia sadar bahwa singgasana sejati yang harus dimiliki bukan berada dalam ruang besar berkarpet tebal. Bagi dia tidak ada masalah menjadi pemimpin tanpa singgasana. Dia tahu pasti, singgasana pemimpin sejati berada di Hati orang-orang di bawahnya yang dia Layani.
saya ingin menutup Tulisan ini dengan sebuah kalimat yang semoga senantiasa mengingatkan kita untuk melangkah maju menjadi lebik baik.
"Jadi Orang Penting Itu Baik, Tapi Jadi Orang Baik Lebih Penting"
copyright : inspirasi adib-khoirul