Gaza – Infopalestina: Hampir 12 ribu penghafal al-Qura di Jalur Gaza, setelah mereka menyelesaikan tahap akhir pemantapan selama 60 hari selama berturut-turut. Mereka tersebar pada ratusan pusat penghafal tahfidz Al-Qur’an di Gaza. Termasuk kamp-kamp pengungsian yang dijadikan halaqah-halaqah hifdzil Qur’an. Mereka menamakan halaqah-halaqah tersebut “Generasi Qur’ani Untuk Al-Aqsha” yang berada dibawah pembiayaan pemerintah Palestina pimpinan Ismael Haneya dan langsung dibawah pengawasan departemen waqaf dan urusan agama Palestina.

Halaqah-halaqah ini mendapat sambutan luar biasa dari warga. Mereka berlomba-lomba mendaftarkan anak-anaknya pada halaqah tersebut, hingga banyak diantara para perserta yang ditolak, karena tempatnya sudah tak menampung lagi.

Sukses Besar

Sementara itu, Dr. Thalib Abu Syaer, menteri waqaf dan urusan agama Palestina mengatakan, kami sedang berupaya mewisuda sejumlah penghafal Al-Qur’an, setelah sebelumnya sukses selama beberapa tahun terakhir dan tentu kami merasa bangga.

Dalam wawancaranya dengan pusat infopalestina, menteri waqaf mengatakan, jauh-jauh hari kami sudah merencanakan dan menyusun perangkat-perangkat yang diperlukan dalam program kamp qur’ani. Ia berharap programnya ini bisa sukses.

Ia menyebutkan, ada sekitar 870 penghafal Al-Qur’an yang tersebar di 272 pusat tahfidz Al-Qur’an di Jalur Gaza (Rafah, Khanyunis, Gaza Tengah, Gaza, Gaza Utara).

Ia mengisyaratkan, pihaknya sedang mempersiapkan perhelatan akbar dan spectacular untuk memberkan penghargaan pada para penghafal Al-Qur’an. Ia mengungkapkan bangga atas prestasi para penghafal tersebut. ini adalah kebiasaan yang baik yang digalakan pemerintah Palestina melalui menteru waqaf dan urusan agama secara khusus.



Peningkatan kemampuan dalam membaca dan menghafal

Di sisi lain, Dr. Abdullah Abu Jarbu deputi departemen waqaf mengatakan, proyek hifdzil Al-Qur’an yang dilakukan departemen waqaf ini bertujuan secara langsung mencetak para penghafal Al-Qur’an, disamping meningkatkan bacaan dan mereka, melalui penghafalan Al-Qur’an.

Dr. Abu Jarbu’ menjelaskan, ada sejumlah mahasiswa yang mempunyai predikat al-hafidz. Pihaknya sangat memperhatikan masalah ini dengan memunculkan bakat dan kemampuan mereka dalam menghafal Al-Qur’an. Mereka dipersiapkan untuk mengikuti kamp musabaqah tilawatil al-Qur’an regional dan internasional yang dapat mengangkat derajat Palestina di dunia internasional.

Proyek Besar

Di pihak lain, Diyab Radhi, seorang warga Palestina di Gaza sangat menghargai langkah yang dilakukan departemen waqaf dan urusan agama. Ia mengucapkan terima kasih pada pemerintah dalam hal ini, yang telah mengadakan program kamp hifdzil Al-Qur’an.

Ia menambahkan, kami telah menunggu dengan shabar musim panas tiba untuk memulai proyek besar ini dan agar kita bisa membentuk anak-anak kita dan selanjutnya kita membantu mereka untuk menghafal al-Qur’an dalam waktu tertentu. (asy)



KOTA GAZA, KOMPAS.com - Seorang anak Palestina yang berusia 13 tahun terluka akibat tembakan pasukan Israel, Rabu (14/7/2010), ketika ia sedang mengumpulkan serpihan logam di dekat perbatasan Gaza yang dijaga ketat, kata petugas medis. Muawiya Hassanein, kepala pelayanan darurat Gaza, mengatakan, Ahmad Obeid berada dalam kondisi sedang dan kini dirawat akibat luka-luka tembakan.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, pasukan melepaskan tembakan peringatan ke arah seseorang yang mendekati dinding perbatasan tempat insiden itu terjadi, namun tidak mengetahui tembakan tersebut mengenai seseorang.

Tanah tak bertuan di sepanjang perbatasan Gaza seringkali menjadi lokasi kekerasan, dimana gerilyawan melancarkan serangan di perbatasan dan pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah orang Palestina yang mendekati pagar itu.

Ratusan orang Palestina mengabaikan tembakan pasukan Israel demi mengumpulkan bahan-bahan bangunan dan serpihan logam dari puing-puing bangunan di sekitar dinding perbatasan dekat lintasan penyeberangan dengan Israel, Erez.

Israel berulang kali melancarkan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, dengan sasaran kelompok Palestina yang dituduh menembakkan roket ke negara Yahudi tersebut. Sekitar 100 roket dan mortir menghantam Israel sejak awal tahun ini, kata militer.

Jumlah serangan dari Gaza berkurang secara berarti sejak Israel meluncurkan perang di wilayah kantung pesisir yang dikuasai Hamas itu pada akhir 2008 dalam upaya menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari.

Hamas hingga kini masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir Jalur Gaza pada 2005 namun tetap memblokadenya.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Pasukan Israel juga berulang kali mengebom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.

Angkatan Udara Israel mengebom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.

Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.



Al-Quds – Infopalestina: Seorang warga Tepi Barat asal Qarawah Bani Zaid menuturkan, saya bertekad melaksanakan shalat shubuh di Masjid Al-Aqsha di hari jum’at pertama dari bulan Ramadhan, namun tak kala saya sampai di perlintasan Qalandia yang memisahkan kota Ramallah dengan Al-Quds, ternyata di sana sudah menunggu ratusan bahkan ribuan warga Palestina dari berbagai wilayah yang bertujuan sama. Mereka menunggu giliran masuk untuk dapat shalat di Al-Quds. Tat kala sampai di gerbanng perlintasan, seorang serdadu mengatakan, pulang ke rumah saja shalat di sana. Ternyata Israel berbohong, katanya mereka akan mengizinkan warga yang berumur 50 tahun ke atas dapat masuk Al-Aqsha. Mereka bahkan menyiksanya dan bersenang-senang di atas penderitaan warga.

Kerinduan Pada Al-Aqsha

Pada awal jum’at pertama di bulan Ramadhan, kerinduan terhadap Al-Aqsha semakin menjadi-jadi, seperti diungkapkan, Mahir Muhamamd dari Nablus. Ia mangatakan, betul memang ada penderitaan untuk dapat sampai di Al-Aqsha, akan tetapi saya yakin ini akan takkan berlangsung lama, tentunya dengan izin Allah.

Sejak dini hari jum’at kemarin, pemerintah Israel sudah melarang ribuan warga yang akan melaksanakan shalat di dalam Al-Alaqsh. Adapun pengalaman yang dialami nyonya Rosmiyah Muhamamd (60 tahun). Ia hendak menyerahkan KTPnya kepada seorang sipir dan akhirnya ia diizinkan. Namun waktu shlata sudah habis, akibat lama menunggu di perlintasan. Merekapun sama sekali tidak memberikan izin kepada warga, walaupun mereka sudah lanjut usia.

Bahaya Ketika Masuk

Syiakh Mahmud Abu Shalih dari Ramallah mengatakan, masyarakat dari berbagai kota di Tepi Barat, biasa melakukan kunjungan ke Masjid Al-Aqsha, terutama di hari-hari tertentu, seperti bulan Ramadhan. Pad hari jum’atnya. Karena shalat di dalamnya lebih afdhal 500 kali dibanding shalat di selain Al-Aqsha dan ibadah di bulan Ramnadhan akan dilipatandakan, ketimbang hari hari biasa.

Walau panas menyengat dan susahnya masuk Qalandia, wilayah yang berdekatan dengan Al-Quds, tak menyurutkan sebagian besar jama’ah Al-Aqsha untuk melintasi perlintasan Qalandia. Bahkan ada sebagian para pemuda yang nekat memanjat dinding tembok rasial yang tingginya hamper enam meter, agar dapat melintas ke Al-Aqsha.

Disebutkan, Al-Aqsha mempunyai daya tarik yang sangat kuat bagi kaum muslimin di Tepi Barat. Walau sebagianya ditangkap atau tertembak, hingga meninggal syahid, tak menghentikan usaha mereka untuk melintasi pagar pembatas atau menerobos dinding pemisah.

Sebelumnya, kepolisian Zionis mengumumkan peraturan ketat bagi warga Tepi Barat yang mau masuk Al-Haram Al-Quds untuk melaksanakan shalat jum’at di Al-Aqsha. Mereka melarang sebagian besar warga tepi Barat shalat di dalamnya. Katanya, mereka hanya mengizinkan warga yang berumur 50 tahun ke atas untuk shalat di Al-Aqsha dan 45 tahun ke atas bagi wanitanya.

Maka sejak pagi buta puluhan ribu tentara Zionis sudah disiagakan di sejumlah perbatasan dan jalan-jalan menuju Al-Aqsha. Disamping mendirikan pos-pos militer hingga menyerupai pangkalan militer di Al-Quds. Baik dari sebelah utara, selatan atau baratnya. Hanya sebagian kecil diantara mereka ke Haram Al-Quds, setelah melakukan perjalanan yang sangat jauh, karena khawatir mendapat penyiksaan atau pengusiran.

Israel Berdusta

Sejumlah pintu perlintasan yang tersebar hamper disetiap jalan dan persimpangan menuju Al-Quds. Ratusan ribu warga Palestina akhirnya tiba di Masjid Al-Aqsha pada jum’at pertama dari bulan Ramadhan dan walaupun mereka tertahan di pelintasan Qalandia. Sebagian mereka sebelumnya terpaksa shalat di perlintasan.

Sementara itu, pengacara Al-Quds Jalal Qawasimi mengisyaratkan, tidak benar klaim Zionis yang mengatakan, telah memberikan berbagai kemudahan bagi untuk shalat di dalam Al-Aqsha. Mereka justru memberlakukan pemeriksaan yang ketata di tengah terik matahari.

Ia menegaskan, tindakan Zionis di bulan Ramadhan senantiasa bertentangan dengan hak-hak yang paling sederhana sekalipun. Disamping menghalangi kebebasan beribadah yang dijamin semua undang-undang internasional. (asy)



Jerusalem – Infopalestina: Pasuksn Israel mengintensitaskan keberadaannya di kota Jerusalem untuk menjaga ketat puluhan ribu warga Palestina shalat di awal Jumat Ramadhan.

Jubir polisi Israel di kota Al-Quds menegaskan secara resmi bahwa pihaknya menyebarkan 2000 personelnya di Kota Tua Al-Quds untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Polisi Israel melarang warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza memasuki masjid Al-Aqsha. Polisi Israel hanya akan memberikan izin kepada kaum lelaki di atas usia 50 tahun dan kaum wanita di atas 45 tahun untuk shalat di masjid Al-Aqsha.

Tindakan dan prosedur Israel ini dilakukan terhadap Al-Quds dan wrganya dengan tujuan yahudisasi kota suci itu dan mengusir warganya. Pada saat yang sama, kelompok yahudi ekstrim berusaha menyerang halaman masjid Al-Aqsha. (bn-bsyr)



Dr. Shalah Al-Khalidi

Yahudi berusaha agar kaum muslimin melupakan Al-Quds dan Al-Aqsha dan Palestina, tanah suci. Mereka merancang rencana mereka ke depan berdasarkan target di atas. Yahudi menyebarkan NARKOBA, kerusakan, perselingkungan, perzinaan, freesex, pergaulan bebas agar mereka melupakan negeri mereka, terutama tanah suci Palestina, melupakan masalanya, melupakan Al-Aqsha dan tempat Isra’. Yahudi menggunakan antek-anteknya dari kalangan para tokoh yang berpengaruh untuk mewujudkan tujuan itu. Anehnya, sebagian kaum muslimin dan elit penguasa tergiur menjadi budak dan antek yahudi.

Sebagian generasi Islam baru melupakan masalah Palestina. Namun, ruh dan jantung umat masih berdenyut. Mereka adalah para generasi Islam yang salih dan salihat pembawa Islam dan para dainya yang konsisten dengan agama ini dalam hal akidah, ibadah dan kehidupan. Merekalah yang menghadapi Yahudi dan menggagalkan rencana jahatnya. Merekalah yang membuka mata umat dari bahaya yahudi.

Palestina adalah entitas kaum kaum muslimin. Al-Quds berada di mata mereka. Al-Aqsha ada di hati mereka. Karenanya, mereka tidak akan melupakan, selamanya. Selama mereka shalat kepada Allah dan membaca kita sucinya. Jika yahudi aktif meyahudikan Al-Quds secara utuh dan membangun permukimannya di Jabal Abu Ghunaim dan lainnya, ingin memindahkan Al-Quds untuk membangun Jerusalem, jika kita tidak berdaya menghalangi Yahudi menerapkan rencananya menghilangkan umat, maka hendaknya kita mengerahkan upaya semampu kita bersama. Kita harus senantiasa mengingat Al-Quds, Al-Aqsha, dan tanah Isra dan Palestina semunya yang suci. Kita akan tetap mengingatnya karena itu tanah kita, negeri kita dan masalah kita. Keberadaan yahudi di sana adalah keberadaan benda asing dan pembangkangan. Suatu hari Yahudi harus enyah dari sana.

Al-Qud dan tanah suci Palestina terkait dengan Al-Qur’an dengan kuat. Allah mengekalkan Palestina ketika direkamnya di dalam ayat-ayat-Nya dan me-nash-kan Palestina dengan “tanah suci yang diberhaki” dan masjid Al-Aqsha diberkahi di dan sekitarnya. Yahudi dan pengikutnya dari bangsa Arab tidak akan bisa menghapus ayat-ayat yang berbicara mengenai hal itu dari Al-Qur’an, meski mereka bisa menghapusnya dari kurikulum sekolah. Karena ini adalah bekal setiap muslim dan muslimah. Setiap kita ingat Isra’, kita ingat Al-Aqsha dan Al-Quds serta Palestina yang diberkahi.

Wahai kaum muslimin dan muslimat, wahai orang yang hidup bersama Al-Qur’an dan bahagia karenanya, perbanyaklah melihat ayat-ayatnya yang berbicara tentang masalah kalian, Al-Aqsha kalian, Al-Quds kalian, tempat Isra’ kalian. Selalu ingatlah Al-Quds dan Al-Aqsha dan Palestina. Kita mengingatnya setiap kali dzikir, tasbih, dalam pertemuan, sidang, seminar. Barangsiapa yang melupakan Al-Quds dan Palestina, sama saja dia lupa kepada Allah, lupa Al-Qur’an, lupa kehidupannya. Sungguh merugi. (bn-bsyr)


Sami Abdur Rauf Ukailah

Banyak pihak memprediksi hilangnya Israel dari peta dunia. Ada yang memprediksi Israel hilang tahun 2000, tapi tidak terjadi. Ada yang memprediksi tahun 2010, tapi Israel tetap berdiri. Tapi tetap saja ada yang ngotot memprediksi Israel akan hilang dari bawah surya tahun 2012 ada juga yang tahun 2022. Pertanyaannya, apakah mungkin imperium besar bernama Israel hilang? Jika ya, kapan itu terjadi?

Sebenarnya, hilang dan hancurnya Israel merupakan kepastian dari dua sisi; argument kitab suci dan logika. Namun kehancuran Israel tidak tergantung oleh waktu dan tempat. Ia tergantung oleh terwujudnya syarat-syarat dan tanda-tanda kehancurannya, bukan dari faktor internal Israel, namun dari faktor internal musuhnya dari kalangan bangsa Arab dan umat Islam.

Persyaratan itu tidak terkait dengan waktu tertentu yang harus ditunggu hingga Israel lenyap. Juga bukan tergantung tempat dimana kita eksodus untuk menghilangkannya. Namun tergantung dengan perubahan-perubahan mendasar dalam kehidupan dan realitas umat Islam. Jika perubahan mendasar itu terjadi dalam diri umat Islam, maka Israel akan lenyap, hancur dan hilang. Jika perubahan itu terjadi hari ini, atau besok atau 100 tahun atau 1000 tahun lagi, maka Israel akan hilang pada saat itu. Tapi jika perubahan itu tidak ada, maka Israel akan tetap bertahan menginjak dada kita.

Jadi, waktu dan tempat lenyapnya Israel, keputusannya berada di tangan bangsa Arab dan kaum muslimin, bukan di tangan selain mereka. Allah akan mewujudkan janjinya kepada generasi yang mengambil keputusan itu itu, yang syarat dan merealisasikannya.

Lantas kapan Israel akan lenyap?! Maksudnya, apa syaratnya!?

Israel akan lenyap ketika system pendidikan di dunia Arab dan Islam berubah dari teoritis menjadi implementatif aplikatif profetif dengan prinsip kritis dan pemahaman. Bukan berdasarkan dikte, terorisme budaya dan pemikiran yang kini diterapkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Israel akan lenyap ketika kita mengganti budaya perpecahan, perselisihan dan saling tuding di media dengan budaya persatuan, pertemuan dan kerjasama dalam kebajikan dan ketakwaan. Sehingga umat menjadi satu mata uang, satu pasar, dan satu sikap.

Israel akan lenyap ketika kezhaliman mati dan keadilan hidup dalam ranah hukum. Sehingga semua orang sama di depan hukum dan kebenaran, yang lemah yang kuat, yang rendah yang mulia, rakyat atau penguasa.

Israel akan lenyap bila dunia Islam berubah dari pasar konsumtif terbesar di dunia menjadi industry produktif dan pengekesport dan ketika mereka shalat di atas sajadah produksi umat sendiri bukan buatan barat.

Israel akan lenyap bila budaya kebebasan dan perlawanan kembali kepada jiwa dan akal generasi Islam menggantikan budaya perbudakan, menghinakan diri, latah, manut dan menyerah kepada musuh.

Israel akan lenyap jika prinsip dan system syura menjelma dalam kehidupan umat Islam menggantikan system diktator, kesewenang-wenangan, dan sepihak dalam berkuasa.

Israel akan lenyep, jika pembaruan dan inovasi menjadi supremasi di dunia Islam menggantikan mental buruh dan taklid buta. Pembaruan dalam formalitas dan esensinya dalam umat.

Israel akan lenyap bila umat Islam memberikan anggarannya untuk mendukung tesis ilmiah minimal sebesar anggaran untuk menjaga dan mempertahankan kekuasaan para pemimpin dan rezim negara-negara Islam saat ini.

Israel akan lenyap bila methodology ilmiah menguasai dan mengendalikan keputusan negara-negara Islam ketimbang berdasarkan hawa nafsu, emosional, kepentingan pribadi, keluarga, kabilah dan partai.

Israel akan lenyap ketika dunia Islam menghomati HAM dan melepaskan diri dari pelanggaran HAM dan hukum, penyiksaan terhadap hak pribadi organisasi, sehingga penjara-penjara mereka bersih dari para pemikir, ilmuwan dan para proyektor perubahan…

Israel akan lenyao ketika umat Islam memberikan hak merevisi, mengkritik dan mengungkapkan pendapatnya secara bebas kepada kolumnis, ulama, ilmuwan dan jurnalis…ketika kita memberikan kendali perubahan dan menciptakan realita kepada para pemuda melalui partisipasi perencanaan bagi masa depan mereka dan masa depan negeri mereka, ketimbang memanfaatkan mereka untuk kepentingan rezim dan partai bervisi sempit.

Israel akan lenyap ketika perempuan mendapatkan haknya untuk ikut serta dalam memimpin, membuat kebijakan, mempengaruhi masyarakatnya, bukan sekedar mengekang mereka karena ingin memuaskan barat.

Israel akan lenyap ketika tranparansi membudaya dan budaya korupsi hilang. Proyek kebangkitan yang dicita-citakan menuntut perwujudkan tranparansi pengelolahan dana, managemen, keadilan social, distribusi kekayaan yang adil dan keseimbangan peluang dan kesempatan kerja dan memperoleh hak.

Israel akan lenyap ketika orang Nasrani dan Yahudi yang tidak memusuhi umat Islam hidup aman; diri, harta dan ibadah mereka di tengah kaum muslimin.

Israel akan lenyap ketika kita menghormati waktu dan nilainya. Bukan kita menyia-nyiakannya dengan terlambat dan mencari alasan. Ketika kita menghormati aturan dan etika dalam menunggu di bus-bus di stasiun dan pusat layanan umum.

Israel akan lenyap ketika umat Islam menjadikan partai-partai politik dan kelompok sebagai sarana dan terusan untuk mewujudkan mimpi besar, bukan sebagai tujuan, ketika kita memberikan kepada masyarakat sipil hak mereka untuk ikut dalam proses perubahan.

Israel akan lenyap bila manusia dalam tubuh umat kita menjadi manusia sesungguhnya.

Sekarang tahukah kalian, kapan Israel lenyap?! Rumusnya: IL = t2000+1KU.* dengan izin Allah. (IL: Israel Lenyap. t2000: tahun 2000. 1KU: Satu Kebangkitan Umat). Sebelum tahun itu, Israel akan tetap tegak kokoh, benderanya berkibar di negeri kita dan kepada kita. (bn-bsyr)

Gaza – Infopalestina: Sudah empat tahun rakyat Palestina di Jalur Gaza diblokade. Kini mereka sedang bersiap menyambut bulan ketaatan, ampunan, rahmat dan keridhaan, bulan Ramadhan yang penuh berkah, di tengah udara yang sangat panas menyergap warga Jalur Gaza dan bersamaan dengan terputusnya aliran listrik akibat terhentinya satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza. Sebabnya adalah karena Israel menghentikan pasokan bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pengangkit listrik di Jalur Gaza. Israel menghentikan pasokan bahan bakar karena otoritas Fatah di Ramallah menolak mentransfer dana yang diberikan Uni Eropa ke Israel dengan dalih yang diada-adakan.

Koresponen Infopalestina bertemu dengan sejumlah warga Jalur Gaza dan bertanya kepada mereka tentang kesiapannya menyambut datangnya bulan Ramadhan di tengah suasana derita yang dialami warga di Jalur Gaza.

Fadi Dardasawi, warga Palestina berusia 40 tahun asal kota Gaza, mengatakan, “Ramadhan adalah bulan yang mulia. Datang setiap tahun dengan membawa banyak kejutan. Tahun ini Ramadhan datang sementara sebagian besar warga Jalur Gaza menganggur dari pekerjaan akibat blockade. Derita itu ditambah dengan terus terputusnya aliran listrik dalam jangka waktu lama di Jalur Gaza.”

Dia menambahkan, “Terputusnya aliran listrik di bulan Ramadhan itu berarti kematian kami secara perlahan di tengah meningkatnya suhu panas hingga di atas batas normal.” Dia menambahkan, “Ya Allah, ya Tuhan kami, tolonglah kami untuk pusa Ramadhan dengan sebaik mungkin.”

Departemen kesehatan Palestina sebelumnya telah mengingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan yang sesungguhnya di Jalur Gaza akibat terus terputusnya aliran listrik dalam jangka lama. Departemen kesehatan menyerukan kepada semua lembaga dan organisasi baik lokal maupun internasional untuk intervensi segera dan mensuplai bahan bakar ke dalam rumah sakit-rumah sakit, untuk melindungi nyawa ratusan pasien yang terbaring di rumah sakit. Kalau tidak maka bencana kemanusiaan besar bisa terjadi antara siang dan malam.

Mengenai kesiapannya untuk menyambut Ramadhan, Abu Ahmad mengatakan, “Terus terang sampai saat ini saya belum membeli apa-apa. Harga terus tidak stabil. Kadang-kadang naik dan kadang-kadang turun. Untuk itu saya menunggu harga stabil agar bisa memenuhi kebutuhan, termasuk kebutuhan Ramadhan, seperti korma dan lain-lain.”

Akhiri Blokde

Tidak jauh berbeda dengan kondisi warga Palestina lainnya, Abu Muhammad mengatakan, “Pertama saya memohon kepada Allah agar bisa disampaikan umur saya hingga Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiyat. Karena manusia tidak bisa menjamin hidup hingga besok.” Dia menambahkan, “Apa yang anda inginkan untuk saya katakana tentang Ramdhan tahun ini, padahal sama seperti setiap tahunnya, rakyat Palestina masih hidup di bawah blockade dzalim Zionis yang menolak mengakhirinya karena kelemahan Arab dan kaum muslimin.”

Dia melanjutkan, “Benar saya bisa memenuhi kebutuhan bulan Ramadhan, namun selain saya banyak yang tidak bisa membeli sebiji korman sekalipun untuk anak-anaknya akibat tidak adanya pekerjaan. Untuk itu saya serukan kepada semua orang kaya dan dermawan untuk menyumbangkan harga mereka dan mengukir senyum di wajah rumah-rumah yang tertutup di Jalur Gaza. Bulan ramadhan adalah bulan kesetiakawanan, persaudaraan, cinta dan setiap kebaikan di dalamnya dilipatgandakan.”

Khusus mengenai krisis listrik Abu Muhammad memberikan optimismen dengan mengatakan, “Sejak beberapa bulan kami hidup dalam krisis listrik. Betul hal itu akan mengeruhkan kebahagiaan Ramadhan dan puasa akibat panasnya suhu di musim panas ini. Namun hal itu tidak akan menimbulkan masalah bagi mereka. Saya yakin krisis ini akan teratasi dalam waktu dekat. Untuk itu, tidak perlua takut dan cemas.”

Otoritas Energi dan Sumber Daya Alam di Jalur Gaza telah menyatakan satu-satunya pembangkit tenaga listrik di Jalur Gaza berhenti, Sabtu (7/8), akibat tidak adanya bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan, karena pasokan bahan bakar industri dipangkas oleh Zionis Israel. Kecuali hari ini ada pasokan dalam jumlah sangat terbatas dan hanya cukup untuk menyalakan satu gerdu selama 24 jam saja.

Warga Palestina lainnya, Abu Muadz, warga asal utara Jalur Gaza, mengatakan, “Harus ada persiapan menyambut Ramadhan dengan mempersiapkan diri membaca al Quran, menjaga dzikir, shalat lima waktu, iktikaf dan shalat malam.”

Dia menambahkan, “Satu-satunya yang baru di bulan Ramadhan tahun ini adalah tersedianya banyak barang kebutuhan Ramadhan karena Israel mengizinkan masuk sejumlah barang, selain penyelundupan melalui terowongan. Sehingga pasar-pasar di Jalur Gaza penuh dengan berbagai macam barang.” Namun daya beli masyarakat rendah karena banyak warga yang kehilangan pekerjaan akibat blockade.

Abu Muadz mengatakan, “Ramadhan tahun ini dating sementara banyak masalah menunggu rakyat Palestina yang sedang diblokade. Masalah blockade masih menjadi problem besar bagi rakyat Palestina, karena telah menghalangi mereka mendapatkan air dan udara. Masalah lain adalah terputusnya listrik dalam tempo yang lama di tengah-tengah kondisi yang sangat panas. “Bagaimana kami bisa berpusasa di tengah-tengah suhu yang sangat panas dan terputusnya aliran listrik, salah satu dari keduanya meringankan satu sama lain. Namun bila kedua-keduanya, Ya Allah ya Tuhan kami, tolonglah kami berpuasa di bulan mulia ini.” (asw)

BANDUNG (Berita SuaraMedia) - Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, akan membangun gedung-gedung parkir untuk mengatasi kemacetan yang kerap kali disebabkan karena banyaknya mobil yang parkir di pinggir jalan.

Selain akan dibangun di setiap 0,5 kilometer di jalur ramai, pengaturan parkir juga akan ditangani oleh "robot parkir" yang akan dibuat bekerjasama dengan ahli transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Kita akan bangun semacam gedung parkir. Nantinya gedung parkir itu akan menggunakan robot parkir untuk mengatur kendaraan yang parkir di gedung parkir ini," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Prijo Soebiandono, di Plaza Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana No 2, Rabu.

"Survei sudah dilakukan satu bulan yang lalu oleh ITB dan dari survei itu didapatkan kesimpulan pertama bahwa setiap radius 0,5 km akan dibangun gedung parkir," katanya.

Menurutnya, pembangunan gedung parkir tersebut akan dilakukan di tanah atau lahan milik Pemkot Bandung.

Dikatakannya, saat ini terdapat 128 titik tempat parkir resmi yang menggunakan badan jalan, akibatnya banyak kendaraan yang parkir di jalan.

"Yang resmi saja ada 128 titik, belum badan jalan yang dijadikan tempat parkir liar. Oleh karena itu,pemkot akan membuat gedung parkir agar warga tak lagi parkir di sembarang tempat," katanya.

Ia berharap, dengan pembuatan gedung parkir tersebut kemacetan akan berkurang.

"Diharapakan mengurangi kemacetan dan mudah-mudahan tahun 2011 pembangunan gedung parkir ini bisa dimulai," katanya. (ar/ant/tmp/rpk) www.suaramedia.com

SAN FRANSISCO (Berita SuaraMedia) - Facebook kembali didera masalah. Situs ini kini berjuang memperbaiki bug di websitenya yang dapat disalahgunakan untuk memanen informasi nama dan foto pengguna.

Jika seseorang memasukkan alamat e-mail pengguna Facebook bersama dengan password yang salah, maka Facebook akan menampilkan halaman “Masukkan kembali password anda” beserta foto dan nama lengkap orang terkait.

Fitur ini membantu orang yang salah ketik alamat e-mail saat login. Namun hal ini bisa disalahgunakan oleh spammer untuk mendapatkan informasi 500 juta pengguna Facebook.

Spammer dengan daftar alamat e-mail bisa menulis skrip untuk masuk ke Facebook kemudian mencatat nama aslinya di mana hal ini dapat membantu serangan phishing secara lebih hebat kata Atul Agarwal, peneliti yang memposting catatan mengenai isu ini (bersama dengan contoh skripnya) ke mailing listFull Disclosure, seperti diberitakan Yahoo.

Seseorang juga bisa menggunakan fitur ini untuk mendapatkan alamat e-mail acak dan memeriksanya apakah masih digunakan, kata Agarwal.

Halaman login menunjukkan gambar orang, bahkan saat mereka sudah menetapkan pengaturan privasi agar informasinya tertutup, kata Agarwal.

“Panen data ini sangat mudah,” katanya.

Facebook menyalahkan pada bug yang baru-baru ini ditemukan. “Kami memiliki sistem teknis untuk mencegah menampilkan nama orang dan foto pada pengguna asing saat login, namun bug yang baru-baru ini ditemukan mencegahnya,” kata juru bicara perusahaan ini dalam e-maila. “Kami mulai memperbaiki dan berharap kembali ke kondisi sedia kala.”

Scammers tertarik pada Facebook selama beberapa tahun terakhir dan penjahat yang menciptakan worm Koobface mungkin tertarik pada bug ini, kata Roger Thompson, chief research officer vendor antivirus AVG.

”Saya menduga Koobface akan berlomba mengambil keuntungan dari Facebook sebelum patch ditemukan,” katanya melalui pesan singkat. “Akan sangat menarik melihat siapa yang menang.” (ar/inl/yh) www.suaramedia.com

Besarnya ruangan penyimpanan email yang ada pada Gmail membuat fitur tersebut dipuji oleh banyak pengguna Gmail. Namun apa yang terjadi jika email yang masuk atau arsip-arsip yang disimpan melampaui batas yang diharuskan. Dan sepertinya Mike Monteiro adalah orang yang berhasil mengalami hal tersebut. Pada saat pertama kali Gmail diluncurkan, tahun 2004, Gmail memiliki tempat penyimpanan sebesar 1 GB. Namun seiring dengan pengguna yang telah bertumbuh, saat ini Gmail dan Google memiliki ruang penyimpanan sebesar 7.3 GB untuk masing-masing account. Jika kita adalah pengguna biasa atau non-perusahaan maka menyimpan email lebih dari 7GB pada arsip adalah suatu prestasi yang cukup mengesankan. Beberapa tahun lalu, ketika pengguna Gmail mulai merasa tidak cukup bila hanya memiliki space sebesar 1 GB,maka pihak Google segera mengambil jalan keluar untuk memperbesar ruang penyimpanan tersebut. Meskipun demikian pihak Google berharap bahwa tidak banyak pengguna yang akan mengalami kejadian ini. Jika para pengguna bisa berbicara kepada Google, maka mungkin mereka akan berbicara, "Siapa yang perlu menghapus email jika Anda memiliki tempat penyimpanan begitu besar?" Sepertinya Google perlu memikirkan hal ini.

Akhirnya, Indonesia berencana untuk membuat bisnis komersial layanan LTE (Long Term Evolution) atau 4G di tahun 2012 mendatang. Menurut Menkominfo, seperti yang dilansir dari kantor berita Antara, dibutuhkan waktu lama untuk banyak riset dan penelitian untuk menentukan apakah sebuah layanan teknologi dapat diadopsi atau tidak.

LTE sendiri adalah suatu teknologi radio yang mampu menawarkan kapasitas dan kualitas kecepatan data hingga 172 Mbps. Ujicoba penggunaan teknologi LTE ini digelar oleh Telkomsel, setelah dioperasikannya mobile broadband berbasis dual carrier HSPA+. Untuk tahap awalnya, Telkomsel akan bekerja sama dengan vendor penyedia jaringan mobile phone, seperti Huawei, Ericsson, dan Nokia Siemens Network


Sumber : http://www.beritanet.com/


Browser andalan Google Chrome telah mengambil alih Apple Safari di Amerika Serikat, menurut perusahaan analis web StatCounter. Meskipun ada berbagai perusahaan mengukur lalu lintas, StatCounter adalah salah satu nama besar di daerah ini dan menurut statistic terbaru Chrome sekarang berada di tempat ketiga, di belakang Microsoft Internet Explorer dan Mozzila Firefox.

Pengukuran StatCounter itu tampaknya datang dari data 874 juta halaman yang dilihat di Amerika Serikat, menempatkan penggunaan Chrome sekitar 8,97 persen sedikit di depan Safari sebesar 8,88 persen. Internet Explorer (semua versi) adalah pemimpin jauh dengan raihan 52 persen, dengan Firefox pada 28,5 persen. Meskipun angka yang didapat di AS merupakan hasil signifikan karena merupakan pasar penting yang merupakan rumah bagi banyak pemain kunci. Inggris melihat Chrome menyalip Safari kembali pada bulan Oktober 2009 dengan data StatCounter menunjukan bahwa ia memiliki 9,58 persen pasar Inggris, dengan Firefox 38,14 persen dan IE pada 43,15 persen. Di belakang Safari ada Opera dengan raihan 4,41 persen, tapi Appke akan berharap bahwa Safari 5 akan mampu merebut kembali pangsa pasar yang sedikit. How long as you go?


Diskusikan berita ini di Diskusi BeritaNET.com

Sumber : http://www.beritanet.com/


Sebuah kereta api yang futuristic akan segera hadir di Liverpool, Inggris, dapat mengangkut penumpang dengan kecepatan 225 mph (362 km/jam). Desainer transportasi ternama, Paul Priestman telah menciptakan rancangan sebuah kereta disebut 'Mercury’ untuk mengubah data teknis mentah menjadi sesuatu yang lebih nyata yang dapat membangkitkan emosi dari penumpang yang menggunakannya. Proyek ini dimulai pada tahun 2017 dan diharapkan dapat digunakan mulai 2025.

Desain interior kereta apiaerodinamis tersebut justru mirip dengan apartment yang mewah, dilindungi dari kaca dan dilengkapi dengan layar computer, sofa yang nyaman dengan bantal, ruang penyimpanan untuk sepeda lipat, bar yang lengkap, dan ada dek pengamatan double decker, juga fasilitas film, musik dan sistem permainan sebagai hiburan. Selain itu, masih ada area khusus untuk keluarga, private party atau pertemuan bisnis serta tempat bermain anak.

Menurut Priestman, kereta Mercury sepanjang 400 meter ini akan memiliki perpanjangan muka depan kereta yang paling menakjubkan di dunia. Kereta masa depan ini menawarkan kemewahan dengan lounge dan bar yang mencerminkan kelas elite untuk wisatawan. Dengan perkiraan biaya pembangunan kereta api Mercury sebesar 30 triliun poundsterling, dijanjikan akan memangkas waktu perjalanan antara London, Euston dan Birmingham dengan hanya 49 menit, dari 1 jam 24 menit saat ini.(h_n)

Pandangan Al-Quran tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw .

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya (QS Al-’Alaq [96]: 1-5).


Iqra’ terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena Al-Quran menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya.

Pengulangan perintah membaca dalam wahyu pertama ini bukan sekadar menunjukkan bahwa kecakapan membaca tidak akan diperoleh kecuali mengulang-ulang bacaan atau membaca hendaknya dilakukan sampai mencapai batas maksimal kemampuan. Tetapi hal itu untuk mengisyaratkan bahwa mengulang-ulang bacaan bismi Rabbik (demi Allah] akan menghasilkan pengetahuan dan wawasan baru, walaupun yang dibaca masih itu-itu juga. Demikian pesan yang dikandung Iqra’ wa rabbukal akram (Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah).

Selanjutnya, dari wahyu pertama Al-Quran diperoleh isyarat bahwa ada dua cara perolehan dan pengembangan ilmu, yaitu Allah mengajar dengan pena yang telah diketahui manusia lain sebelumnya, dan mengajar manusia (tanpa pena) yang belum diketahuinya. Cara pertama adalah mengajar dengan alat atau atas dasar usaha manusia. Cara kedua dengan mengajar tanpa alat dan tanpa usaha manusia. Walaupun berbeda, keduanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah SWT

Setiap pengetahuan memiliki subjek dan objek. Secara umum subjek dituntut peranannya untuk memahami objek. Namun pengalaman ilmiah menunjukkan bahwa objek terkadang memperkenalkan diri kepada subjek tanpa usaha sang subjek. Misalnya komet Halley yang memasuki cakrawala hanya sejenak setiap 76 tahun. Pada kasus ini, walaupun para astronom menyiapkan diri dengan peralatan mutakhirnya untuk mengamati dan mengenalnya, sesungguhnya yang lebih berperan adalah kehadiran komet itu dalam memperkenalkan diri.

Wahyu, ilham, intuisi, firasat yang diperoleh manusia yang siap dan suci jiwanya, atau apa yang diduga sebagai “kebetulan” yang dialami oleh ilmuwan yang tekun, semuanya tidak lain kecuali bentuk-bentuk pengajaran Allah yang dapat dianalogikan dengan kasus komet di atas. Itulah pengajaran tanpa qalam yang ditegaskan oleh wahyu pertama Al-Quran tersebut.

ILMU
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-Quran. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan. ‘Ilm dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Perhatikan misalnya kata ‘alam (bendera), ‘ulmat (bibir sumbing), ‘a’lam (gunung-gunung), ‘alamat (alamat), dan sebagainya. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Sekalipun demikian, kata ini berbeda dengan ‘arafa (mengetahui)’ a’rif (yang mengetahui), dan ma’rifah (pengetahuan).

Allah SWT tidak dinamakan a’rif’ tetapi ‘alim, yang berkata kerja ya’lam (Dia mengetahui), dan biasanya Al-Quran menggunakan kata itu –untuk Allah– dalam hal-hal yang diketahuinya, walaupun gaib, tersembunyi, atau dirahasiakan. Perhatikan objek-objek pengetahuan berikut yang dinisbahkan kepada Allah: ya’lamu ma yusirrun (Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan), ya’lamu ma fi al-arham (Allah mengetahui sesuatu yang berada di dalam rahim), ma tahmil kullu untsa (apa yang dikandung oleh setiap betina/perempuan), ma fi anfusikum (yang di dalam dirimu), ma fissamawat wa ma fil ardh (yang ada di langit dan di bumi), khainat al-’ayun wa ma tukhfiy ash-shudur (kedipan mata dan yang disembunyikan dalam dada). Demikian juga ‘ilm yang disandarkan kepada manusia, semuanya mengandung makna kejelasan.

Dalam pandangan Al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Ini tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan Al-Quran pada surat Al-Baqarah (2) 31 dan 32:

Dan dia (Allah) mengajarkan kepada Adam, nama-nama (benda-benda) semuanya. Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat seraya berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar (menurut dugaanmu).” Mereka (para malaikat) menjawab, “Mahasuci Engkau tiada pengetahuan kecuali yang telah engkau ajarkan. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah (2) 31 dan 32)

Manusia, menurut Al-Quran, memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah. Karena itu, bertebaran ayat yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut. Berkali-kali pula Al-Quran menunjukkan betapa tinggi kedudukan orang-orang yang berpengetahuan.
Menurut pandangan Al-Quran –seperti diisyaratkan oleh wahyu pertama– ilmu terdiri dari dua macam.

Pertama, ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia, dinamai ‘ilm ladunni, seperti diinformasikan antara lain oleh Al-Quran surat Al-Kahfi (18): 65.

Lalu mereka (Musa dan muridnya) bertemu dengan seorang hamba dan hamba-hamba Kami, yang telah Kami anugerahkan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dan sisi Kami.

Kedua, ilmu yang diperoleh karena usaha manusia, dinamai ‘ilm kasbi. Ayat-ayat ‘ilm kasbi jauh lebih banyak daripada yang berbicara tentang ‘ilm laduni.

Pembagian ini disebabkan karena dalam pandangan Al-Quran terdapat hal-hal yang “ada” tetapi tidak dapat diketahui melalui upaya manusia sendiri. Ada wujud yang tidak tampak, sebagaimana ditegaskan berkali-kali oleh Al-Quran, antara lain dalam firman-Nya:

Aku bersumpah dengan yang kamu lihat dan yang kamu tidak lihat (QS Al-Haqqah [69]: 38-39).

Dengan demikian, objek ilmu meliputi materi dan non-materi. fenomena dan non-fenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat, diketahui oleh manusia pun tidak.

Dia menciptakan apa yang tidak kamu ketahui (QS Al-Nahl [16]: .

Dari sini jelas pula bahwa pengetahuan manusia amatlah terbatas, karena itu wajar sekali Allah menegaskan.

Kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit (QS Al-lsra’[17]: 85).

OBJEK ILMU DAN CARA MEMPEROLEHNYA
Berdasarkan pembagian ilmu yang disebutkan terdahulu, secara garis besar objek ilmu dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu alam materi dan alam non-materi. Sains mutakhir yang mengarahkan pandangan kepada alam materi, menyebabkan manusia membatasi ilmunya pada bidang tersebut. Bahkan sebagian mereka tidak mengakui adanya realitas yang tidak dapat dibuktikan di alam materi. Karena itu. objek ilmu menurut mereka hanya mencakup sains kealaman dan terapannya yang dapat berkembang secara kualitatif dan penggandaan, variasi terbatas, dan pengalihan antarbudaya.

Objek ilmu menurut ilmuwan Muslim mencakup alam materi dan non-materi. Karena itu, sebagai ilmuwan Muslim –khususnya kaum sufi melalui ayat-ayat Al-Quran– memperkenalkan ilmu yang mereka sebut al-hadharat Al-Ilahiyah al-khams (lima kehadiran Ilahi) untuk menggambarkan hierarki keseluruhan realitas wujud.

Kelima hal tersebut adalah:
(l) alam nasut (alam materi),
(2) alam malakut (alam kejiwaan),
(3) alam jabarut (alam ruh),
(4) alam lahut (sifat-sifat Ilahiyah), dan
(5) alam hahut (Wujud Zat Ilahi).

Tentu ada tata cara dan sarana yang harus digunakan untuk meraih pengetahuan tentang kelima hal tersebut.

Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur (menggunakannya sesuai petunjuk Ilahi untuk memperoleh pengetahuan) (QS Al-Nahl [16]: 78).

Ayat ini mengisyaratkan penggunaan empat sarana yaitu, pendengaran, mata (penglihatan) dan akal, serta hati.

Trial and error (coba-coba), pengamatan, percobaan, dan tes-tes kemungkinan (probability) merupakan cara-cara yang digunakan ilmuwan untuk meraih pengetahuan. Hal itu disinggung juga oleh Al-Quran, seperti dalam ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk berpikir tentang alam raya, melakukan perjalanan, dan sebagainya, kendatipun hanya berkaitan dengan upaya mengetahui alam materi.

Perhatikanlah apa yang terdapat di langit dan di bumi … (QS Yunus [10]: 101).

Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan, bagaimana langit ditinggikan, bagaimana gunung ditancapkan dan bagaimana bumi dihamparkan? (QS Al-Ghasyiyah [88]: 17-20).

Apakah mereka tidak memperhatikan bumi? Berapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu aneka ragam tumbuhan yang baik? (QS Al-Syu’ara’ [26]: 7) Apakah mereka tidak melakukan perjalanan di bumi … (QS 12: 109; 22: 46; 35: 44; dan lain-lain).

Di samping mata, telinga, dan pikiran sebagai sarana meraih pengetahuan, Al-Quran pun menggarisbawahi pentingnya peranan kesucian hati.
Wahyu dianugerahkan atas kehendak Allah dan berdasarkan kebijaksanaan-Nya tanpa usaha dan campur tangan manusia. Sementara firasat, intuisi, dan semacamnya, dapat diraih melalui penyucian hati. Dari sini para ilmuwan Muslim menekankan pentingnya tazkiyah an-nafs (penyucian jiwa) guna memperoleh hidayat (petunjuk/pengajaran Allah), karena mereka sadar terhadap kebenaran firman Allah:

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi dari ayat-ayat Ku … (QS Al-A’raf [7]: 146).

Berkali-kali pula Al-Quran menegaskan bahwa inna Allah la yahdi, sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada al-zhalimin (orang-orang yang berlaku aniaya), al-kafirin (orang-orang yang kafir), al-fasiqin (orang-orang yang fasik), man yudhil (orang yang disesatkan), man huwa kadzibun kaffar (pembohong lagi amat inkar), musrifun kazzab (pemboros lagi pembohong), dan lain-lain.

Memang, mereka yang durhaka dapat saja memperoleh secercah ilmu Tuhan yang bersifat kasbi, tetapi yang mereka peroleh itu terbatas pada sebagian fenomena alam, bukan hakikat (nomena). Bukan pula yang berkaitan dengan realitas di luar alam materi. Dalam konteks ini Al-Quran menegaskan:

… Tetapi banyak manusia yang tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia sedangkan tentang akhirat mereka lalai (QS Al-Rum [30]: 6-7).

Para ilmuwan Muslim juga menggarisbawahi pentingnya mengamalkan ilmu. Dalam konteks ini, ditemukan ungkapan yang dinilai oleh sementara pakar sebagai hadis Nabi saw: “Barangsiapa mengamalkan yang diketahuinya maka Allah menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya”.

Sebagian ulama merujuk kepada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 282 untuk memperkuat kandungan hadis tersebut.

Bertakwalah kepada Allah, niscaya Dia mengajar kamu. Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah ayat 282)

Atas dasar itu semua, Al-Quran memandang bahwa seseorang yang memiliki ilmu harus memiliki sifat dan ciri tertentu pula, antara lain yang paling menonjol adalah sifat khasyat (takut dan kagum kepada Allah) sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, .

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah ulama (QS Fathir [35]: 28).

Dalam konteks ayat ini, ulama adalah mereka yang memiliki pengetahuan tentang fenomena alam.
Rasulullah saw menegaskan bahwa “Ilmu itu ada dua macam, ilmu di dalam dada, itulah yang bermanfaat, dan ilmu sekadar di ujung lidah, maka itu akan menjadi saksi yang memberatkan manusia”.

MANFAAT ILMU
Dari wahyu pertama, juga ditemukan petunjuk tentang pemanfaatan ilmu. Melalui Iqra’ bismi Rabbika, digariskan bahwa titik tolak atau motivasi pencarian ilmu, demikian juga tujuan akhirnya, haruslah karena Allah.
Syaikh Abdul Halim Mahmud, mantan pemimpin tertinggi Al-Azhar, memahami Bacalah demi Allah dengan arti untuk kemaslahatan makhluknya. Bukankah Allah tidak membutuhkan sesuatu, dan justru makhluk yang membutuhkan Allah SWT.

Semboyan “ilmu untuk ilmu” tidak dikenal dan tidak dibenarkan oleh Islam. Apa pun ilmunya, materi pembahasannya harus bismi Rabbik, atau dengan kata lain harus bernilai Rabbani. Sehingga ilmu yang –dalam kenyataannya dewasa ini mengikuti pendapat scbagian ahli– “bebas nilai”, harus diberi nilai Rabbani oleh ilmuwan Muslim.
Kaum Muslim harus menghindari cara berpikir tentang bidang-bidang yang tidak menghasilkan manfaat, apalagi tidak memberikan hasil kecuali menghabiskan energi. Rasulullah saw sering berdoa, “Wahai Tuhan, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat”.

Atas dasar ini pula berpikir atau menggunakan akal untuk mengungkap rahasia alam metafisika, tidak boleh dilakukan. Artinya, hati mesti dipergunakan untuk menjelajahi alam metafisika.
Menarik untuk dikemukakan bahwa ayat-ayat Al-Quran vang berbicara tentang alam raya, menggunakan redaksi yang berlainan ketika menunjukkan manfaat yang diperoleh dan alam raya, walaupun objek atau bagian alam yang diuraikan sama.

Perhatikan misalnya ketika Al-Quran menguraikan as-samawat wal-ardh. Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 164, penjelasan ditutup dengan menyatakan, la ayatin liqaum(in) ya’qilun (sungguh terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal). Sedangkan dalam Al-Quran surat Ali-’Imran ayat 90, ketika menguraikan persoalan yang sama diakhiri dengan la ayatin li-ulil albab (pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab (orang-orang yang memiliki saripati segala sesuatu).

Inilah antara lain fashilat {penutup) ayat-ayat yang berbicara tentang alam raya, yang darinya dapat ditarik kesan adanya beragam tingkat dan manfaat yang seharusnya dapat diraih oleh mereka yang mempelajari fenomena alam: yatafakkarun (yang berpikir) (QS 10: 24) ya’lamun (yang mengetahui) (QS 10: 5), yatazakkarun (yang mengambil pelajaran) (QS 16: 13), ya’qilun (yang memahami) (QS 16: 12), yasma’un (yang mendengarkan) (QS 30: 23), yuqinun (yang meyakini) (QS 45: 4), al-mu’minin (orang-orang yang beriman) (QS 45: 3), al-’alimin (orang-orang yang mengetahui) (QS 30: 22).

TEKNOLOGI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai “kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis.” Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia.

Menelusuri pandangan Al-Quran tentang teknologi, mengundang kita menengok sekian banyak ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam raya. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini. Secara tegas dan berulang-ulang Al-Quran menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.

Dan dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai anugerah) dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13).

Penundukan tersebut –secara potensial– terlaksana melalui hukum-hukum alam yang ditetapkan Allah dan kemampuan yang dianugerahkan-Nya kepada manusia. Al-Quran menjelaskan sebagian dari ciri tersebut, antara lain:

(a) Segala sesuatu di alam raya ini memiliki ciri dan hukum-hukumnya.

Segala sesuatu di sisi-Nya memiliki ukuran (QS Al-Ra’d [13]: .

Matahari dan bulan yang beredar dan memancarkan sinar, hingga rumput yang hijau subur atau layu dan kering, semuanya telah ditetapkan oleh Allah sesuai ukuran dan hukum-hukumnya. Demikian antara lain dijelaskan oleh Al-Quran surat Ya Sin ayat 38 dan Sabihisma ayat 2-3 .

(b) Semua yang berada di alam raya ini tunduk kepada-Nya:

Hanya kepada Allah-lah tunduk segala yang di langit dan di bumi secara sukarela atau terpaksa (QS Al-Ra’d [13]: 15).

(c) Benda-benda alam –apalagi yang tidak bernyawa– tidak diberi kemampuan memilih, tetapi sepenuhnya tunduk kepada Allah melalui hukum-hukum-Nya.

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit yang ketika itu masih merupakan asap, lalu Dia (Allah) berkata kepada-Nya, “Datanglah (Tunduklah) kamu berdua (langit dan bumi) menurut perintah-Ku suka atau tidak suka!” Mereka berdua berkata, “Kami datang dengan suka hati” (QS Fushshilat (41) : ayat 11).

Di sisi lain, manusia diberi kemampuan untuk mengetahui ciri dan hukum-hukum yang berkaitan dengan alam raya, sebagaimana diinformasikan oleh firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 31,

Allah mengajarkan Adam nama-nama semuanya. (QS. Al-Baqarah ayat 31)

Yang dimaksud nama-nama pada ayat tersebut adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam raya.
Adanya potensi itu, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam raya membangkang terhadap perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu mengantarkan manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam yang telah ditundukkan Tuhan. Keberhasilan memanfatkan alam itu merupakan buah teknologi.
Al-Quran memuji sekelompok manusia yang dinamainya ulil albab. Ciri mereka antara lain disebutkan dalam surat Ali-’Imran (3) 190-191:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil albab. Yaitu mereka yang berzikir (mengingat) Allah sambil berdiri, atau duduk atau berbaring, dan mereka yang berpikir tentang kejadian langit dan bumi. (QS. Ali-’Imran (3) 190-191)

Dalam ayat-ayat di atas tergambar dua ciri pokok ulil albab, yaitu tafakkur dan dzikir. Kemudian keduanya menghasilkan natijah yang diuraikan pada ayat 195:

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka dengan berfirman, “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal yang beramal di antara kamu, baik lelaki maupun perempuan …”.

Natijah bukanlah sekadar ide-ide yang tersusun dalam benak, melainkan melampauinya sampai kepada pengamalan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Muhammad Quthb dalam bukunya Manhaj At-Tarbiyah Al-Islamiyah mengomentari ayat Ali ‘Imran tadi sebagai berikut:
Maksudnya adalah bahwa ayat-ayat tersebut merupakan metode yang sempurna bagi penalaran dan pengamatan Islam terhadap alam. Ayat-ayat itu mengarahkan akal manusia kepada fungsi pertama di antara sekian banyak fungsinya, yakni mempelajari ayat-ayat Tuhan yang tersaji di alam raya ini. Ayat-ayat tersebut bermula dengan tafakur dan berakhir dengan amal.

Lebih jauh dapat ditambahkan bahwa “Khalq As-samawat wal Ardh” di samping berarti membuka tabir sejarah penciptaan langit dan bumi, juga bermakna “memikirkan tentang sistem tata kerja alam semesta”. Karena kata khalq selain berarti “penciptaan”, juga berarti “pengaturan dan pengukuran yang cermat”. Pengetahuan tentang hal terakhir ini mengantarkan ilmuwan kepada rahasia-rahasia alam, dan pada gilirannya mengantarkan kepada penciptaan teknologi yang menghasilkan kemudahan dan manfaat bagi umat manusia.

Jadi, dapatkah dikatakan bahwa teknologi merupakan sesuatu yang dianjurkan oleh Al-Quran.
Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada dua catatan yang perlu diperhatikan.

Pertama, ketika Al-Quran berbicara tentang alam raya dan fenomenanya, terlihat secara jelas bahwa pembicaraannya selalu dikaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Perhatikan misalnya uraian Al-Quran tentang kejadian alam:

Dan Apakah orang-orang ingkar tidak mengetahui bahwa sesungguhnya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu yang padu, kemudian Kami (Allah) pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka apakah mereka tidak beriman? (QS Al-Anbiya’ [21]: 30). .

Ayat ini dipahami oleh banyak ulama kontemporer sebagai isyarat tentang teori Big Bang (Ledakan Besar), yang mengawali terciptanya langit dan bumi. Para pakar boleh saja berbeda pendapat tentang makna ayat tersebut, atau mengenai proses terjadinya pemisahan langit dan bumi. Yang pasti, ketika Al-Quran berbicara tentang hal itu, dikaitkannya dengan kekuasaan dan kebesaran Allah; serta keharusan beriman pada-Nya.
Pada saat mengisyaratkan pergeseran gunung-gunung dari posisinya, sebagaimana kemudian dibuktikan para ilmuwan informasi itu dikaitkan dengan Kemahahebatan Allah SWT:

Kamu lihat gunung-gunung, yang kamu sangka tetap di tempatnya, padahal berjalan sebagaimana halnya awan. Begitulah perbuatan Allah, yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al-Naml [27]: 88).

Ini berarti bahwa sains dan hasil-hasilnya harus selalu mengingatkan manusia terhadap Kehadiran dan Kemahakuasaan Allah SWT, selain juga harus memberi manfaat bagi kemanusiaan, sesuai dengan prinsip bismi Rabbik.

Kedua, Al-Quran sejak dini memperkenalkan istilah sakhkhara yang maknanya bermuara kepada “kemampuan meraih –dengan mudah dan sebanyak yang dibutuhkan– segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dari alam raya melalui keahlian di bidang teknik”.

Ketika Al-Quran memilih kata sakhhara yang arti harfiahnya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya dengan segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia. Bukankah manusia diciptakcan oleh Allah sebagai khalifah? Tidaklah wajar seorang khalifah tunduk dan merendahkan diri kepada sesuatu yang telah ditundukkan Allah kepadanya. Jika khalifah tunduk atau ditundukkan oleh alam. maka ketundukan itu tidak sejalan dengan maksud Allah SWT.

Di atas telah dikemukakan bahwa penundukan Allah terhadap alam raya bersama potensi yang dimiliki manusia –bila digunakan secara baik– akan membuahkan teknologi.
Dari kedua catatan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi dan hasil-hasilnya di samping harus mengingatkan manusia kepada Allah, juga harus mengingatkan bahwa manusia adalah khalifah yang kepadanya tunduk segala yang berada di alam raya ini.

Kalaulah alat atau mesin dijadikan sebagai gambaran konkret teknologi, dapat dikatakan bahwa pada mulanya teknologi merupakan perpanjangan organ manusia. Ketika manusia menciptakan pisau sebagai alat pemotong, alat ini menjadi perpanjangan tangannya. Alat tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan organ manusia. Alat itu sepenuhnya tunduk kepada si Pemakai, melebihi tunduknya budak belian. Kemudian teknologi berkembang, dengan memadukan sekian banyak alat sehingga menjadi mesin. Kereta, mesin giling, dan sebagainya, semuanya berkembang, khususnya ketika mesin tidak lagi menggunakan sumber energi manusia atau binatang, melainkan air, uap, api, angin, dan sebagainya. Pesawat udara, misalnya, adalah mesin. Kini, pesawat udara tidak lagi menjadi Perpanjangan organ manusia, tetapi perluasan atau penciptaan organ dan manusia. Bukankah manusia tidak memiliki sayap yang memungkinkannya mampu terbang? Tetapi dengan pesawat, ia bagaikan memiliki sayap. Alat atau mesin tidak lagi menjadi budak, tetapi telah menjadi kawan manusia.

Dari hari ke hari tercipta mesin-mesin semakin canggih. Mesin-mesin tersebut melalui daya akal manusia –digabung-gabungkan dengan yang lainnya, sehingga semakin kompleks, serta tidak bisa lagi dikendalikan oleh seorang. Tetapi akhirnya mesin dapat mengerjakan tugas yang dulu mesti dilakukan oleh banyak orang. Pada tahap ini, mesin telah menjadi semacam “seteru” manusia, atau lawan yang harus disiasati agar mau mengikuti kehendak manusia.

Dewasa ini telah lahir teknologi –khususnya di bidang rekayasa genetika– yang dikhawatirkan dapat menjadikan alat sebagai majikan. Bahkan mampu menciptakan bakal-bakal “majikan” yang akan diperbudak dan ditundukkan oleh alat. Jika begitu, ini jelas bertentangan dengan kedua catatan yang disebutkan di terdahulu.
Berdasarkan petunjuk kitab sucinya, seorang Muslim dapat menerima hasil-hasil teknologi yang sumbernya netral, dan tidak menyebabkan maksiat, serta bermanfaat bagi manusia, baik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan unsur “debu tanah” manusia maupun unsur “ruh Ilahi” manusia.

Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur, serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan, maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia darl jati diri dari tujuan penciptaan, sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh Islam. Karena itu, menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi, dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya. Bagaimana mengarahkan teknologi yang dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai Rabbani, atau dengan kata lain bagaimana memadukan pikir dan zikir, ilmu dan iman?.

Al-Quran memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasul Allah Muhammad saw pun diperintahkan agar berusaha dan berdoa agar selalu ditambah pengetahuannya Qul Rabbi zidni ‘ilma (Berdoalah [hai Muhammad], “Wahai Tuhanku, tambahlah untukmu ilmu”) (QS Thaha [20]: 114), karena fauqa kullu zi ‘ilm (in) ‘alim (Di atas setiap pemilik pengethuan, ada yang amat mengetahui (QS Yusuf [12]: 72).

Manusia memiliki naluri selalu haus akan pengetahuan. Rasulullah saw bersabda: “Dua keinginan yang tidak pernah puas, keinginan menuntut ilmu dan keinginan menuntut harta”.
Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu, laju teknologi memang tidak dapat dibendung. Hanya saja manusia dapat berusaha mengarahkan diri agar tidak memperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta dan ilmu/teknologi yang dapat membahayakan dinnya. Agar ia tidak menjadi seperti kepompong yang membahayakan dirinya sendiri karena kepandaiannya.

Al-Quran menegaskan:

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya –karena air itu– tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan memakai (pula) perhiasannya dan penghuni-penghuninya telah menduga bahwa mereka mampu menguasainya (melakukan segala sesuatu), tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau siang, maka kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanaman-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir (QS Yunus [10]: 24). .

Sumber : al-quran.bahagia.us

Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup Anda.

Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.

Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.

Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.

Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.

Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.

Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.
Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.

Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.

Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya.

Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?

Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segalagerak dan tindakan di masa datang.

Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya.
Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.

Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.
Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula.

Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga.
Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.

Potensial pilihan Anda begitu melimpah, keputusan Anda dapat saja merubah hidup Anda secara dramatis dalam waktu singkat.

Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.

Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas.

Sukses yang sudah Anda alami di masa lalu akan membantu untuk memotivasi Anda di masa yang akan datang.

Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah? Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah. Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan.

Uang + Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk Anda sendiri, maupun untuk kemajuan Umat Islam. Kejarlah keduanya.

Jika niat sudah terpancang karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang melakukan sesuatu. Niat karena Allah ialah motivator yang utama dan seharusnya menjadi satu-satunya motivator kita.

Jangan sampai kita terlena untuk memenuhi kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja, hingga kita lupa akan tugas kita yang sesungguhnya di dunia ini yaitu mengumpulkan perbekalan untuk menuju kampung akhirat yang kekal. Jadi perkayalah diri Anda baik dengan materi maupun dengan ruhani, dan bagikan kekayaan tersebut kepada orang-orang yang ada disekitar Anda, terutama yang lebih membutuhkan.

Ada peluang dan ancaman dibalik harta yang kita miliki.

Tindakan kita akan mengacu kepada apa yang ada dalam pikiran kita.

Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Anda terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Anda anut.

Seperti perkelahian orang yang kecil dengan orang yang besar, jika mengadu tenaga atau kekuatan tentu saja si kecil akan kalah, tetapi dengan kecerdikan, si besar bisa dikalahkan.

Sudahkah Anda melihat dan meneliti apa yang sudah Anda lakukan dan membuat rencana ke depan agar lebih baik?

Proyek besar tidak bisa diselesaikan sekaligus, tetapi harus dibagi-bagi kebagian yang kecil dan dapat dikendalikan.

Anda hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting Anda konsisten menjalankannya.

Dua hal yang perlu Anda ketahui sebelum memulai bisnis, pertama ketahuilah bahwa bisnis itu tidak mudah, kedua bekali diri Anda dengan sikap dan keterampilan yang memadai. Tetapi yakinlah bahwa Anda bisa.

Rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkahmu menuju apa yang kamu cita-citakan.

Putuskan apa yang Anda inginkan, kemudian tulislah sebuah rencana, maka Anda akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya.

Rencana memberikan arah langkah Anda.

Kunci pengelolaan waktu yang efektif: mengeset prioritas dan konsentrasi pada satu pekerjaan pada satu waktu.

Untuk mencapai puncak, Anda harus melalui anak tangga dan terus menerus naik, maka Anda akan mencapai puncak yang Anda inginkan.

Jika sukses merupakan akibat, tentu saja ada sebabnya. Jadi langkah pertama jika Anda ingin sukses ialah dengan mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab yang membuat orang lain sukses.


sumber:http://www.motivasi-islami.com

Ambil langkah pertama dalam perjuangan. Anda tidak harus melihat seluruh tangga, ambil saja langkah pertama. -Dr. Martin Luther King Jr.

Mengapa Dr. Martin mengatakan kalimat ini? Banyak orang yang terhenti langkahnya atau tidak mengambil tindakan karena mereka selalu bertanya “nanti bagaimana?” Jika tidak melihat langkah-langkah selanjutnya, mereka tidak mau bertindak. Apa penyebabnya?

Penyebabnya adalah karena takut. Ketakutan bahwa tidak akan bisa melangkah lagi setelah langkah pertama diambil. Sehingga daripada mengambil tindakan dan sia-sia, akhirnya tidak mengambil tindakan.

Padahal kita sudah mendapat contoh dari nabi Musa as. Dengan ketawakalannya beliau tetap berlari padahal di depan beliau adalah laut. Meski Nabi Musa as tidak tahu langkah selanjutnya, tetapi beliau tetap mengambil langkah pertamanya, yaitu berlari. Selanjutnya beliau menyerahkan segalanya kepada Allah.

Seperti saat nabi Musa as dikejar pasukan Fir’aun. Pengikutnya sudah khawatir akan tersusul, namun Nabi Nusa as berkata: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”(QS. Asy Syu’araa’:62)

Jadi benar apa kata Dr Martin Luther King Jr., jika kita sudah tahu langkah pertama, maka ambilah langkah pertama tersebut. Tentu saja, kita sambil bertawakal kepada Allah agar kita diberi petunjuk kelak.

“Bukankah kita harus merencanakan dengan matang?”

Pertanyaan saya, jika Anda tidak bisa merencanakan apa yang Anda lakukan?

Maka langkah pertamanya ialah belajar membuat rencana. Langkah pertama belajar ialah mencari guru, mencari mentor, mencari pelatih, mencari konsultan, mencari buku, atau mencari petunjuk di internet. Selalu ada langkah pertama yang harus kita ambil.

Rencana memang penting. Namun, saat kita belum bisa membuat rencana secara detil, yang dianalogikan sebagai tangga keseluruhan, maka kita bisa membuat rencana besar. Ini adalah anak tangga pertama kita. Artinya, selalu ada langkah pertama yang bisa kita ambil, setidakanya “bertanya.”

Misalnya Anda mau berbisnis jasa pencucian baju, namun Anda tidak tahu apa-apa tentang bisnis ini. Apa langkah pertamanya?

  1. Bertanya kepada teman Anda: “Bagaimana cara menjalankan bisnis pencucian baju?”
  2. Jika teman Anda tidak bisa menjawab, tanyakan lagi: “Siapa yang bisa menjawab pertanyaan saya?”
  3. Jika teman Anda masih belum bisa menjawab, tanyakan lagi: “Siapa yang kira-kira kenal dengan orang yang sudah berpengalaman bisnis ini?”
  4. dan seterusnya.
  5. Kembangkan terus pertanyaan Anda, sampai Anda mendapatkan panduan atau bimbingan. Jika teman Anda ini sama sekali tidak membantu, gantilah dengan teman Anda yang lain sampai menemukan teman yang bisa membantu.

Ini hanya contoh. Saya hanya ingin menekankan bahwa selalu ada tindakkan pertama yang bisa kita ambil. Jangan diam atau membatalkan keinginan Anda gara-gara Anda tidak melihat jalannya secara utuh. Paling tidak, tindakan pertama itu adalah bertanya.

Anda pernah mendengar ungkapan Man Jadda Wa Jada? Namun sudahkah Anda mengaplikasikan prinsip ini? Banyak sudah tahu namun masih sedikit yang mengaplikasikannya.

Banyak contoh yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang tidak menerapkan prinsip ini. Mereka cepat menyerah, berhenti berusaha, dan menyerah pada nasib.

Ciri utamanya ialah suka mengatakan “saya tidak bisa”.

OK, bagi yang tahu artinya, man jadda wa jada berarti barangsiapa bersungguh-sungguh pasti dapat. Setahu saya, ini bukan hadist, meski menggunakan bahasa Arab. Mungkin sejenis pepatah Arab tetapi mengandung makna yang dalam.

Kata kunci dalam pepatah ini ialah jadda atau bersungguh-sungguh. Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.

Silahkan Anda periksa pertanyaan berikut dan jawablah dalam hati Anda. Silahkan Anda ukur diri Anda tanpa dalih tanpa alasan (jika bersungguh-sungguh ingin maju).

Sudahkah Anda bersungguh-sungguh melihat peluang. Coba lihat catatan Anda, sudah seberapa banyak potensi peluang yang Anda catat?
Seberapa dalam Anda meneliti sebuah ide bisnis?
Seberapa banyak ide-ide mengoperasikan bisnis yang sudah Anda coba?
Seberapa banyak ide-ide pemasaran yang sudah Anda lakukan?
Sudah berapa kali Anda gagal dan bangkit lagi mencoba?
Seberapa keras Anda mencari solusi masalah Anda?
Berapa banyak kontak yang sudah Anda kumpulkan untuk mendukung bisnis Anda?
dan sebagainya.
“Tapi saya…”. Yah… jika Anda masih suka mengatakan “tapi” sebagai dalih tidak berusaha, artinya Anda belum bersungguh-sungguh. Mungkin dalih Anda benar, tetapi tetap saja Anda tidak meraih apa yang Anda inginkan.


Sumber : www.motivasi-islami.com

Dalam hidup, tantangan itu selalu ada. Apa pun profesi Anda, Anda akan selalu berhadapan dengan tantangan. Atau.. Anda menyebutnya dengan nama “masalah”?

Terserah apakah Anda menyebutnya masalah atau tantangan, salah satunya akan selalu datang. Oleh karena itu, kita perlu memiliki kemampuan untuk mengatasinya. Lalu bagaimana cara menghadapi tantangan? Silahkan lanjutkan membaca.Pertama: yakinlah bahwa setiap Anda mengalahkan sebuah tantang… Anda akan mendapatkan sebuah kepuasan tersendiri. Buktinya? Banyak orang yang sengaja mencari tantangan. Karena mereka sudah merasakan bagaimana kepuasan setelah menaklukan tantangan.

Anda tidak perlu seperti mereka, tidak perlu mendaki tebing yang terjal, melakukan aksi berbahaya, menyebrang selat dengan berenang, dan sebagainya. Anda bisa memilih tantangan yang memberikan manfaat bagi karir dan bisnis Anda. Saat Anda mengalahkan tantangan, maka karir dan bisnis Anda akan maju pesat.

Contoh tantangan dalam bisnis: Menaikan pendapatkan 2 kali lipat dalam 3 bulan. Berani?

Kadang tantangan datang tanpa kita cari. Bisa jadi datang dari persaingan yang tidak bisa kita hindari. Tidak perlu takut, tidak perlu mengeluh, dan jangan dijadikan masalah atau hambatan. Itu adalah tantangan yang perlu Anda taklukkan.

Kedua: fokuslah pada tujuan Anda. Seorang pendaki gunung, dia fokus untuk sampai ke puncak. Dia tidak melihat ke bawah terus menerus. Fokus dia bagaimana sampai ke puncak dengan cara mengalahkan tantangan yang ada tepat di hadapan dia. Jika Anda fokus pada tujuan, pikiran Anda akan terpacu untuk mengalahkan tantangan. Bukan mengeluh.

Ketiga: kembangkan kreativitas Anda. Orang yang menyerah ialah orang yang tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Padahal, masih banyak ide yang bisa dilakukan. Tugas Anda ialah menggali ide-ide tersebut kemudian mencobanya untuk mengatasi tantangan di hadapan Anda.

Keempat: jagalah motivasi Anda. Mengatasi tantangan seperti mendaki gunung. Perlu energi yang besar. Oleh karena itu tingkatkan motivasi Anda dan jagalah agar tidak turun. Banyak orang yang kalah dari tantangan karena dia tidak memiliki motivasi yang kuat.

Kelima: langlah demi langkah. Bagaimana cara orang mendaki gunung tertinggi di dunia? Selangkah demi selangkah. Jadi meski tantangan Anda sebesar gunung… bagi-bagilah menjadi rencana harian. Ambil tindakan setiap hari, fokus, dan sabar.

Ingin lebih cepat? Tentu saja, Anda harus mengubah cara kerja Anda. Silahkan pelajari revolusi waktu untuk lebih lengkapnya.

“Kenapa harus bangkit? Saya tidak jatuh.” Bangkit tidak selama bagi orang yang baru saja jatuh. Bagi orang yang yang baru saja jatuh, bangkit adalah sebuah keharusan. Lalu bagaimana jika seseorang yang tidak jatuh, apakah harus bangkit juga?

Pertama: banyak orang yang tidak sadar kalau dia sebenarnya sedang jatuh. Yang kedua: bisa jadi seseorang itu tidak akan jatuh karena dia sudah berada di dasar. Dan yang ketiga: siapa pun Anda, jika ingin mengubah hidup ke kehidupan yang lebih tinggi. Jika Anda salah satu dari ketiga orang ini, maka Anda harus bangkit. Setidaknya, saya termasuk kelompok yang ketiga. Bagaimana dengan Anda?
Mimpi Buruk? Anda Harus Bangkit!

Salah satu ciri orang yang harus bangkit ialah orang yang sedang merasakan mimpi buruk dalam hidupnya. Jika kehidupan Anda serasa sebuah mimpi buruk, maka langkah satu-satunya ialah Anda harus bangun dari “tidur panjang” Anda. Anda harus bangkit.

Semua masalah Anda yang menghimpit tidak akan sirna begitu saja hanya dengan dikeluhkan. Tidak akan hilang hanya dengan dipikirkan saja. Yang harus Anda pikirkan ialah solusinya. Inilah langkah awal Anda untuk bangkit. Saat Anda sudah menemukan solusinya, langkah selanjutnya ialah bertindak.

Terlepas apakah solusi itu akan berhasil atau tidak, Anda harus tetap bertindak. Ambil langkah awal sesegera mungkin. Inilah satu-satunya cara untuk bangkit: bertindak. Bukan diam. Bukan menyerah. Bukan menunggu orang lain yang menggelar karpet merah untuk Anda. Bangkitlah! Ambillah tindakan.
Mimpi Di Siang Bolong? Anda Harus Bangkit!

Ciri kedua orang yang harus ialah mereka yang menginginkan sesuatu, tetapi keinginan itu hanya tersimpan di angan-angan. Anda ingin mobil, rumah idaman, atau ibadah haji, tetapi hanya di mulut dan di hati saja. Seolah, semua itu jauh dari Anda. Seolah itu semua hanya milik orang lain. Jika Anda memiliki pikiran seperti ini, artinya Anda harus bangkit. Jangan diam saja.

Mulailah dengan belajar atau bertanya. Sudah banyak orang yang kondisi tidak beruntung tetapi bisa mendapatkan rumah idaman, mobil, dan ibadah haji. Mungkin mereka beruntung, tetapi itu jangan sampai menghentikan Anda untuk berusaha. Jangan sampai Anda juga mengandalkan keberuntungan datang kepada Anda. Dari pada hidup hanya diisi dengan menunggu keberuntungan, akan lebih baik jika Anda bangkit menjemput keberuntungan.
Tidak Ada Perubahan? Bangkitlah!

Dan yang ketiga, jika Anda sudah lama menjalani hidup tanpa perubahan berarti, artinya ada yang salah dalam hidup Anda. Artinya: Anda harus bangkit.

Mulailah dengan mengembangkan horizon Anda. Tinggalkan cara berpikir di dalam kotak. Berpikirlah sesuatu yang baru, yang akan membawa peningkatan pada hidup Anda. Kemudian, perubahan hanya akan terjadi jika Anda bergerak.

Jika salah satu kasus diatas terjadi pada diri Anda, maka satu kata ini penting bagi Anda: bangkit!


sumber : www.motivasi-islami.com

Di antara hal yang di anggap modern di era ini adalah sains dan teknologi. Sains dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan manusia. Dalam setiap waktu para ahli dan ilmuwan terus mengkaji dan meneliti sains dan teknologi sebagai penemuan yang paling canggih dan modern. Keduanya sudah menjadi simbol kemajuan dan kemodernan pada abad ini. Oleh karena itu, apabila ada suatu bangsa atau negara yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi, maka bangsa atau negara itu dapat dikatakan negara yang tidak maju dan terbelakang.

Kembali ke topik Islam terkait dengan masalah sains dan teknologi. Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk me-research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini Allah anugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Isra: 1-5)

Menurut seorang pakar tafsir kontemmporer asal Indonesia, Prof. Dr. Quraisy Syihab, ‘iqra’ terambil dari kata menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak.[1] Dalam ayat yang lain, Allah SWT memuji kepada hambanya yang memikirkan penciptaan langit dan bumi. Bahkan banyak pula ayat-ayat al-Qur’an yang menyuruh manusia untuk meneliti dan memperhatikan alam semesta.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Al-Imran: 190-191)

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? (QS. Asy-Syu’ara: 7)

Katakanlah: “Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”. (QS. Yunus: 101)

Ayat-ayat di atas adalah sebuah support yang Allah berikan kepada hambanya untuk terus menggali dan memperhatikan apa-apa yang ada di alam semesta ini. Makanya seorang ahli sains Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian terhadap al-Qur’an dan Bibel dari sudut pandang sains modern. Ia mengatakan:

“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains modern secara obyektif dan tanpa prasangka. Mula-mula saya mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa Qur’an menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan yang sama (ringkas). Dengan membaca teks arab secara teliti sekali saya dapat mengadakan inventarisasi yang membuktikan bahwa Qur’an tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern.”[2]

Jika sains dan teknologi ini ditelusuri kembali ke masa-masa pertumbuhannya, hal itu tidak lepas dari sumbangsih para ilmuwan muslim. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa asal-usul sains modern atau revolusi ilmiah berasal dari peradaban Islam. Memang sebuah fakta, umat Islam adalah pionir sains modern. Jikalau mereka tidak berperang di antara sesama mereka, dan jika tentara kristen tidak mengusirnya dari Spanyol, dan jika orang-orang Mongol tidak menyerang dan merusak bagian-bagian dari negeri-negeri Islam pada abad ke-13, mereka akan mampu menciptakan seorang Descartes, seorang Gassendi, seorang Hume, seorang Cupernicus, dan seorang Tycho Brahe, karena kita telah menemukan bibit-bibit filsafat mekanika, emperisisme, elemen-elemen utama dalam heliosentrisme dan instrumen-instrumen Tycho Brahe dalam karya-karya al-Ghazali, Ibn al-Shatir, para astronom pada observatorium margha dan karya-karya Takiyudin.[3]

Peradaban Islam pernah memiliki khazanah ilmu yang sangat luas dan menghasilkan para ilmuwan yang begitu luar biasa. Ilmuwan-ilmuwan ini ternyata jika kita baca, mempunyai keahlian dalam berbagai bidang. Sebut saja Ibnu Sina. Dalam umurnya yang sangat muda, dia telah berhasil menguasai berbagai ilmu kedokteran. Mognum opusnya al-Qanun fi al-Thib menjadi sumber rujukan primer di berbagai universitas Barat.

Selain Ibnu Sina, al-Ghazali juga bisa dibilang ilmuwan yang refresentatif untuk kita sebut di sini. Dia teolog, filosof, dan sufi. Selain itu, dia juga terkenal sebagai orang yang menganjurkan ijtihad kepada orang yang mampu melakukan itu. Dia juga ahli fiqih. Al-Mushtasfa adalah bukti keahliannya dalam bidang ushul fiqih. Tidak hanya itu, al-Ghazali juga ternyata mempunyai paradigma yang begitu modern. Dia pernah mempunyai proyek untuk menggabungkan, tidak mendikotomi ilmu agama dan ilmu umum. Baginya, kedua jenis ilmu tersebut sama-sama wajib dipelajari oleh umat Islam.

Selain para ilmuwan di atas, Ibnu Rusyd layak kita sebut di sini. Dia filosof ulung, teolog dan menguasai kedokteran. Bahkan dia juga bisa disebut sebagai faqih. Kapabalitasnya dalam bidang fiqih dibuktikan dengan karya tulisnya Bidayah al-Mujtahid. Filosof ini juga menjadi inspirasi gerakan-gerakan di Barat. Tidak sedikit ideologinya yang diadopsi oleh orang Barat sehingga bisa maju seperti sekarang.

Ilmuwan lainnya seperti Fakhruddin al-Razi, selain seorang teolog, filosof, ahli tafsir, dia juga seorang yang menguasai kedokteran. Al-Khawarizmi, Matematikawan dan seorang ulama. Dan masih banyak lagi para ulama sekaligus ilmuwan yang dihasilkan dari Peradaban Islam. Semua itu menunjukkan, bahwa suatu peradaban bisa maju dan unggul, meskipun tetap dilandasi oleh agama dan kepercayaan terhadap Tuhan (Allah SWT).

Adapun kondisi umat Islam sekarang yang mengalami kemunduran dalam bidang sains dan teknologi adalah disebabkan oleh berbagai hal. Sains Islam mulai terlihat kemunduran yang signifikan adalah selepas tahun 1800 disebabkan faktor eksternal seperti pengaruh penjajahan yang dengan sengaja menghancurkan sistem ekonomi lokal yang menyokong kegiatan sains dan industri lokal. Contohnya seperti apa yang terjadi di Bengali, India, saat sistem kerajinan industri dan kerajinan lokal dihancurkan demi mensukseskan ‘revolusi industri” di Inggris.

Sains dan teknologi adalah simbol kemodernan. Akan tetapi, tidak hanya karena modern, kemudian kita mengabaikan agama sebagaimana yang terjadi di Barat dengan ideologi sekularisme. Karena sains dan teknologi tidak akan pernah bertentangan dengan ajaran Islam yang relevan di setiap zaman.

[1] Prof. Dr. Quraisy Syihab, Wawasan al-Qur’an,
[2] Maurice Buccaile, La Bible Le Coran Et Le Science, terj. Bible, Qur’an dan Sains Modern oleh H.M. Rasjidi, Jakarta: Bulan Bintang, hal. 10.

[3] Majalah Islamia, Thn. I, No. 4, Artikel Prof. Dr. Cemil Akdogan.