Kejahatan tidak selalu dilakukan oleh orang lain, tapi bisa juga dilakukan oleh diri kita sendiri. Namun kebanyakan, kita sendiri tidak menyadarinya bahwa diri kita sedang melakukan kejahatan terhadap diri sendiri. wahh, pelanggaran HAM berat itu!!

Begini kawan, kita ini adalah makhluk yang unik, yaitu berbeda dengan yang lain. Sejak jaman Nabi Adam sampai akhir dunia nanti, tidak ada satupun makhluk yang sama persis dengan diri kita, bahkan kembar identikpun demikian [1]. Maka janganlah menyamakan diri kita dengan orang lain, bahkan sampai meniru kerpibadian dan melakukan hal-hal yang dilakukan orang lain. Ini ni biasanya muncul karena ada perasaan kagum, bergantung, dan kecenderungan yang sangat kuat terhadap diri seseorang. Sikap ini sering kali membawa orang meniru gerakan, suara dan yang lainnya. Padahal ini, tanpa disadari, semua merupakan pembunuhan secara paksa terhadap karakter dan sifat diri sendiri. Sunggung orang ini sangat menderita karena melakukan sesuatu yang sangat bersebrangan dengan kecenderungan mereka sendiri. Orang ini berjalan mundur. Orang membiarkan suara aslinya sama dengan suara orang lain, dan meninggalkan cara berjalannya demi meniru jalan orang lain [2]. Ini yang saya katakan di awal, PELANGGARAN HAM BERAT!! begitu jahat dan teganya kita ini. :'(

Search And Rescue

Sudah saat nya kita selamatkan pribadi kita yang langka ini, Kita adalah mahakarya dari sang pencipta. Kita adalah masterpiece yang tiada duanya. Begitu kita terlahir-tumbuh-meninggal maka tidak akan pernah ada lagi makhluk seperti kita. Kitabenar-benar spesial. Kita hanya satu-satunya yang ada dimuka bumi ini. Tidak ada satupun makhluk yang kehidupanya persis dengan kita. Tuhan menciptakan kita benar-benar spesial [3]. Salah satu cara untuk menyelamatkan (Rescue) diri kita ini adalah dengan mencari (Search) siapa sebenarnya diri kita ini. (BAB ini akan kita bahas pada artikel berikutnya ^_^).

Referensi :
[1] Q.S. Ar-Rum : 22
[2] Al-Qarni, A. (2007). La Tahzan: Jangan Bersedih, terj. Samson Rahman, Jakarta.
[3] Azzaini, J. (2009). Tuhan, Inilah Proposal Hidupku.

Ilusrasi Foto :
Menara SAR Pantai Baru Pandansimo Kabupaten Bantul Provinsi Yogyakarta

“Gantungkan impianmu setinggi langit, tapi jangan panjangkan angan-anganmu,” begitu kata orang bijak. Lantas apa bedanya? toh itu sama-sama memikirkan masa depan. beda banget sob. Memang yang jadi masalah adalah kita sering menganggap keduanya sama saja. padahal beda. Bedanya adalah yang satu menjadikan kapasitas diri kita meningkat, dan yang satunya justru malah menjerumuskan.

Ada sih kesamaanya, yaitu sama-sama menunjukan kondisi yang kita inginkan di masa depan. contohnya? banyak, saya kira pembaca sekalian bisa memberikan contoh masing-masing. ah, percuma baca artikel ini. okeh-okeh, saya beri contohnya :D. Impian itu kondisi masa depan yang kita inginkan, namun kita tahu secara Spesifik impian yang kita inginkan. kemudian tahu seberapa besar Ukuran kemampuan kita. Punya keyakinan apakah impian itu betul-betul bisa dicapai. Kita juga tahu resiko-resiko apa saja yang akan kita hadapi selama perjalanan meraihnya. Serta tahu berapa lama impian itu akan dicapai sesuai dengan tahapan-tahapan yang sudah dibuat. Dengan demikian perpaduan antara impian dengan rancanganya akan membuat diri kita jadi naik kelas pada setiap tahapnya. Lalu bagaimana dengan Angan-angan? Ini malah justru menjerumuskan, karena ini hanya didasari pada nafsu belaka, misal, melihat orang lain puya mobil baru, dia lantas berangan-angan punya mobil baru juga, tapi tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan untuk mendapatkan mobil hanya melayang begitu saja angan-anganya, tau-tau keblabasan sampai keluar angkasa, hehe (skip perumpamaan yang ini).

Begitu lah sob, jadi jika punya impian, rancang sebaik-baiknya, sedetai-detailnya, dan lakukan tindakan sebaik-baiknya. hasilnya? kita gantungkan pada Allah lewat do'a-do'a kita. jangan hanya melayang saja, ntar keblabasan sampai luar angkasa gak bisa balik lagi. :D

Ilustrasi foto : Wisata Air Umbul Ponggok, Klaten, Jawa Tengah