Pagi mulai menampakan terangnya, semua makhluk hidup mulai sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Terdengar burung-burung mulai berkicau dan berterbangan kesana kemari mencari ranting dan semak untuk memperbaiki sarangnya demi kenyamanan dan kehangatan telur-telurnya. Atau dedaunan yang mulai mengembun tanda proses bernafasnya telah usai dan saatnya mengeluarkan oksigen untuk kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Atau seorang bapak yang memansi motornya yang akan dikendarainya untuk pergi ke tempat kerja, dan ibu yang baru saja pulang dari belanja membawa bahan makanan untuk sarapan keluarganya.
Setelah seharian beraktifitas, lalu pulang kembali ke rumahnya bertemu keluarganya. Begitupun dengan burung-burung kembalin ke sarangnya, melindungi telur-telurnya dari dinginya malam. Daunpun kembali membutuhkan oksigen untuk bernapas setelah seharian mengeluarkan oksigen. Begitulah kehidupan makhluk hidup setiap harinya, membuka harinya di pagi hari dan menutupnya di malam hari,
Namun apakah sebagai seorang manusia, makhluk yang Allah ciptakan paling sempurna ini menggunakan kesempatan hidupnya hanya untuk melakukan rutinitas yang makhluk Allah selain manusiapun melakukanya? Tentu saja tidak. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia untuk mengabdi pada-Nya, dam Allah menurunkan ke bumi untuk menjadi pemimpin dimana dia diturunkan. Jadi apapun yang kita lakukan cobalah ditujukan untuk mengabdikan diri pada Allah yang menciptakan kita. Karena Allah sudah membeli segala sesuatu dari manusia dengan Syurganya sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al Quran surat At Taubah ayat 11.
Hidup didunia bagaikan hanya mampir untuk minum, kalau orang jawa menyebutnya "mung mampir ngombe". Maka gunakanlah waktu dan kesempatan yang hanya sedikit ini dengan sebaik-baiknya jangan sampai disia-siakan. Sebelum nantinya kita melanjutkan perjalanan ke fase kehidupan berikutnya. Imam Al Ghazali pernah bertanya kepada muridnya "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman,dan kerabatnya. Imam Al Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185).
Allah SWT menciptakan alam semesta dan seisinya dengan seimbang. Ada lagit ada bumi, ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan ada kanan ada kiri dan ada kehidupan ada pula kematian.
Siap-tidak siap, mau tidak mau, kaya atau miskin, tua atau muda, sedang melakukan amal baik atau sedang bermaksiat (Nauzubillahimindhalik), malaikat kematian akan selalu mengintai dan siap kapan saja mencabut nyawa kita.
Namun yang jadi pertanyaan adalah, nyawa ini akan terambil? Hanya Allah lah yang tau. Bekerjalah untuk dunia seakan-akan masih akan hidup 1000 tahun lagi, dan beribadahlan untuk akhirat seakan-akan mati esok hari, inilah pola pikir yang visioner, karena selalu terpikirkan masa depanya, masa depan kehidupan akhirat yang kekal.
Terdengar kabar duka dari salah seorang senior teknik mesin undip 2004, yang akhir dari hidupnya membuat kami iri. Beliau sedang berada dalam sebuah majelis ilmu, yang sebelumnya diawali dengan tilawah dan murojaah. Sekitar pukul 22.00 WIB hari selasa tanggal 3 Maret 2015 Allah menjemputnya dengan tenang, sampai teman-teman yang berada di sampingnya tidak mengetahui kalau beliau sudah tiada. Teman-teman di sampingnya hanya mengira beliau kelelahan karena seharian menajalani aktifitasnnya sehingga terkantuk sambil duduknya. Ma Syaa Allah, semoga Khusnul Khatimah dan Allah menempatkanya di tempat terbaik di sisi-Nya.
Maka dari itu saudaraku, jangan lupa disetiap akhir dari doa kita, marilah selipkanlah satu permintaan pamungkas, yaitu untuk diberi akhir hidup yang baik yang Khusnul Khotimah.
Semoga ini bisa menjadi sebuah renungan yang sangat mendalam khususnya untuk yang menulis, serta saudara-saudara semuanya. Amin amin ya Rabbal Alamin..